Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
THE Academy of Motion Picture Arts and Sciences pada 24 Januari 2017 sudah mengumumkan nominasi tahunan ajang penghargaan yang menginjak 89 tahun tersebut. Terlepas dari banyaknya nominasi yang didapatkan film musikal La La Land yang dibintangi Ryan Gosling dan Emma Stone, yakni 14 nominasi alias setara rekor yang sebelumnya pernah dicapai Titanic dan All About Eve, ada hal lain dari nominasi Oscar yang mendapat sorotan. Itu adalah tentang keterwakilan orang kulit berwarna dalam nominasinya.
Sebagai catatan, dua tahun berturut-turut, ajang Oscar sempat mendapat kritik keras lantaran sama sekali tidak ada keterwakilan orang kulit berwarna. Semua nominenya dari ras Kaukasia. Tahun lalu, muncullah tanda pagar yang ramai diperbincangkan, yakni #OscarsSoWhite. Ajang dengan prestisi tinggi untuk para pekerja film itu dianggap masih terkunkung dalam masalah kurangnya pengakuan terhadap cerita kaum minoritas dan bakat aktor-aktornya. Berbeda dengan tahun ini yang mendorong munculnya tagar #OscarsLessWhite menjadi trending topic di Twitter, ini karena setiap kategori menampilkan aktor dengan lebih ‘berwarna’. Ada Denzel Washington dan Viola Davis dalam Fences, Mahershala Ali dan Naomie Harris dalam Moonlight, Octavia Spencer dalam Hidden Figures, Ruth Nega Loving keturunan Irlandia-Ethiopia, dan Dev Patel dalam Lion keturunan Inggris-India.
“Saya berharap saya dinominasikan bukan karena warna kulit saya, melainkan pada kerja keras saya,” ujar Ali kepada The Hollywood Reporter. Perubahan ini boleh jadi berkat berubahnya komposisi yang dilakukan Academy President Cheryl Boone Isaacs pasca munculnya hashtag #OscarsSoWhite. Dia menambah 638 anggota baru pada 2016, sebanyak 46% perempuan dan 41% di antaranya orang kulit berwarna. Sebelumnya, anggota mereka didominasi kulit putih yakni hingga 92% dan 75% di antaranya laki-laki.
Selain itu, Isaac mengaku bakat yang ditunjukkan tahun ini meningkat. “Semua terkait bakat. Setiap tahun, kami mengenali bakat dan film yang menarik setiap tahunnya. Tahun sangat luar biasa,” ujar Isaac disitat AFP. Tidak ada hubungan Direktur Eksekutif Race and Equity Center Universitas Southern California Shaun Harper mengatakan hampir 6.700 pemilih tahun ini luar biasa. Di samping kualitas pemeran dan film, anggota Academy sadar bakat aktor kulit berwarna di industri.
“Saya harap tidak perlu kampanye digital lagi agar Academy mengenali mereka yang kulit berwarna berhak masuk nominasi,” ujarnya. Di antara film kisah minoritas yang masuk nominasi adalah Moonlight yang bercerita tentang perjuangan seorang anak kulit hitam miskin. Film itu mendapatkan delapan nominasi. Selanjutnya mengikuti kesuksesan film tersebut, ada Hidden Figures yang bercerita tentang tiga matematikawan perempuan berkulit hitam yang bekerja untuk NASA pada 1960-an. Film itu meraup pendapatan US$84 juta di bioskop-bioskop Amerika Utara dan menduduki puncak box office selama dua minggu. Kesuksesannya menepis gagasan dalam industri film bahwa aktor minoritas tidak menarik banyak penonton.
Kejutan nominasi Oscar 2017 ini bukan hanya perkara minoritas, melainkan juga masuknya Mel Gibson ke dalam nominasi. Berkat Hacksaw Ridge, sutradara yang sudah 10 tahun tak menggarap film itu akhirnya kembali ke bursa perebutan Oscar. Film musikal La La Land yang mencetak rekor di Golden Globes pada awal bulan ini karena meraih penghargaan paling banyak diprediksi berpeluang mengulang hal serupa pada Oscar yang akan diumumkan 24 Februari mendatang. (Forbes/Guardian/Antara/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved