Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
ANNA Wintour adalah sosok yang tak terpisahkan dari dunia mode global. Selama lebih dari tiga dekade, ia memimpin Vogue Amerika sebagai editor-in-chief dan mengubah arah majalah tersebut menjadi tolok ukur industri fesyen. Berikut profil lengkap Anna Wintour, termasuk latar belakang, perjalanan karier, serta pengaruhnya yang luas di kancah internasional.
Anna Wintour lahir pada 3 November 1949 di London, Inggris. Ia menempuh pendidikan di North London Collegiate dan Queen’s College, London. Karier jurnalistiknya dimulai di Harper’s & Queen dan berlanjut di berbagai publikasi mode lainnya di Inggris dan Amerika Serikat.
Wintour bergabung dengan Condé Nast pada tahun 1983 sebagai direktur kreatif Vogue Amerika. Pada 1985, ia diangkat menjadi pemimpin redaksi British Vogue dan kembali ke Vogue Amerika sebagai editor-in-chief pada 1988. Selama 37 tahun, ia memimpin transformasi Vogue menjadi pemimpin pasar dalam liputan fesyen, selebritas, dan budaya populer.
Di bawah kepemimpinan Wintour, Vogue mencetak berbagai sampul ikonis dan kontroversial, memperkenalkan wajah-wajah baru dari dunia mode dan hiburan. Ia juga memainkan peran penting dalam peluncuran karier para desainer ternama seperti Marc Jacobs, Tom Ford, Zac Posen, dan Jonathan Anderson.
Wintour juga dikenal luas karena kontribusinya pada acara Met Gala, yang ia pimpin sejak 1995 dan ubah menjadi ajang amal bertema yang sangat bergengsi. Ia memprakarsai CFDA/Vogue Fashion Fund pada 2004 untuk mendukung desainer muda dan inovatif.
Di balik layar, Wintour turut membentuk karier sejumlah editor dan jurnalis yang kini menjadi tokoh berpengaruh, termasuk Andre Leon Talley, Edward Enninful, Chioma Nnadi, Plum Sykes, dan Hamish Bowles.
Pada 2020, Anna Wintour diangkat sebagai Global Chief Content Officer Condé Nast dan tetap memegang jabatan tersebut hingga kini. Ia mengundurkan diri dari posisi editor-in-chief Vogue Amerika pada Juni 2025 di tengah restrukturisasi internal besar di tubuh Condé Nast. Meski demikian, ia masih memimpin strategi konten global perusahaan.
Anna Wintour menerima berbagai penghargaan, termasuk gelar Dame Commander of the British Empire (2017) dan Presidential Medal of Freedom (2025) atas jasanya di bidang media dan seni.
Dengan pengaruh lintas dekade dan kontribusi luar biasa terhadap industri mode dan media, Anna Wintour tetap menjadi sosok sentral dalam narasi sejarah fesyen modern. Meski mundur dari jabatan lokalnya, warisan dan perannya dalam membentuk standar editorial dan estetika global tetap tak tergantikan. (Z-10)
Anna Wintour mundur dari American Vogue setelah 37 tahun. Ia tetap pegang posisi global di Condé Nast. Pergantian besar tengah terjadi di tubuh perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved