Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Bertarung Tanpa Senjata

Suryani Wandari Putri
06/11/2016 04:30
Bertarung Tanpa Senjata
(SUMMIT ENTERTAINMENT)

TEMBAKAN dan ledakan senjata tidak berhenti di Hacksaw Ridge, Okinawa, Jepang, saat Perang Dunia II (PD II) 1945. Desmond T Doss (Andrew Garfield), tentara Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), tetap berada di garis terdepan. Hebatnya ia tidak dibekali senjata dan bersumpah tidak akan meng­angkat senjata untuk membunuh lawannya.
Desmond dikenal sebagai conscientious objector, yakni orang yang menolak melakukan kegiatan militer karena prinsipnya yang tak mau memakai senjata sejak pelatihan.

Ia dirundung, diserang, serta dianggap gila atas prinsipnya itu. Bahkan, ia dinyatakan tidak lulus pelatihan dan tidak diizinkan pulang. Padahal, sore harinya ia akan melaksanakan pernikahannya dengan Dorothy Schutte (Teresa Palmer), seorang perawat yang dikenalnya sebelum pelatihan. Doss ditahan dan diadili karena dia seha­rusnya tidak boleh menolak diikutsertakan dalam peperangan, kecuali cacat. Namun, dalam pengadilannya, Doss tetap menolak dan bersemangat untuk mengikuti pertempuran melawan Jepang dengan alasan nasionalis.

Doss bersumpah tidak menyentuh dan menggunakan senjata meski dalam peperangan. Alasannya ialah trauma senjata api saat kecil yang hampir membunuh ayahnya. Saat pertempuran tiba, ia bertugas sebagai anggota medis pasukan militer Amerika. Pria yang ingin menjadi dokter itu berupaya maksimal untuk menyelamatkan para rekannya meski nyawanya lebih terancam. Saat melihat rekannya terluka, ia tak takut maju dan mendekat meski tembakan mengarah kepadanya. Ia memberikan pertolongan sebisanya, seperti menekan darah yang keluar hingga menyuntikan morfin sebagai pengurang rasa sakit. Tanpa istirahat, ia terus berjuang sendirian ketika rekannya bergerak mundur. “Satu orang lagi, satu orang lagi,” begitu terus yang dikatakan Doss saat berhasil menurunkan tentara yang terluka dari medan peperangan hingga ia berhasil menyelamatkan nyawa lebih dari 75 rekan-rekannya di bawah hujan peluru musuh.

Nyata
Film bergenre drama sejarah berjudul Hacksaw Ridge itu mengangkat kisah nyata kegigihan dan keberanian seorang penentang bernama Desmond T Doss. Sayangnya tidak ada angka pasti jumlah tentara yang dapat diselamatkan Doss. Doss memperkirakan menyelamatkan 50 orang, tapi militer berkeras lebih dari 100 orang sehingga mereka menetapkan di angka 75 orang. Detail seperti ini luput dari penonton karena terfokus pada aksi heroik Doss.

Upaya Doss menyelamatkan rekan-rekannya itu membuatnya diganjar medal of honour yang diserahkan Presiden Harry S Truman pada 12 Oktober 1945. Film yang disutradarai Mel Gibson dan naskahnya ditulis Andrew Knightdan Robert Schenkkan itu ditayangkan perdana di Venice Film Festival ke-73, awal September lalu. Film itu pun mendapat standing ovation dari para penonton selama 10 menit saat film selesai. Film ini pun dinilai sebagai kebangkitan bagi Gibson yang 10 tahun terakhir tidak pernah menghasilkan karya besar.

Pada 2006, karier Gibson meredup karena terlibat dalam beberapa kasus pelanggaran hukum. Dia ditangkap Kepolisian Malibu karena mabuk saat mengendarai mobil dan sempat mengeluarkan pendapat berbau rasial. Namun, perlu diakui, relevansi karier Mel Gibson sampai 2006 tak tertandingi, seperti Mad Max (1979), Lethal Weapon (1987), dan Braveheart (1995) yang memenangi Piala Oscar.

Kini setelah 10 tahun berlalu pascafilm Apocalypto (2006), Gibson kembali duduk di kursi sutradara dan memutuskan kembali menggarap film yang menampilkan kisah inspiratif dari tentara yang berjuang tanpa senjata. “Mereka layak bercerita jika Anda akan menghabiskan dua tahun hidup Anda pada sebuah film. Saya pikir ini sesuai dengan tagihan seluruhnya. Ini kisah cinta di tengah-tengah neraka,” kata Gibson.

Lewat Hacksaw Ridge, pria berusia 60 tahun ini bangkit kembali. Ia membawa Andrew Garfield, aktor yang pernah berperan di film Amazing Spider Man (2012). Gibson kembali membuat penonton terbawa emosi dan mengembangkan alurnya ke akhir yang menakjubkan. Film ini dirilis Distribusi Icon Film di Australia pada 3 November 2016, Summit, di Amerika Serikat dan Kanada pada 4 November 2016. Film ini sudah mulai bisa ditonton di bioskop mulai awal November ini di Indonesia.(Forbes/Cnn/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya