Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Tompi Kritik Isu SARA lewat Foto

Indriyani Astuti
04/11/2016 07:20
Tompi Kritik Isu SARA lewat Foto
(MI/PANCA SYURKANI)

PEKERJA seni biasanya menyampaikan kritik terhadap fenomena sosial dan politik dengan cara yang kreatif. Hal itu juga dilakukan penyanyi sekaligus dokter bedah Teuku Adrifitrian atau akrab disapa Tompi, 38. Dia menuangkan rasa prihatin akan maraknya isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang beredar belakangan ini lewat media foto. Foto itu dikemasnya dalam sebuah pameran yang digelar selama 2 hingga 8 Oktober di studio foto Oktagon, Jakarta.

Dengan mengangkat tema Chinese ink, Tompi ingin menyampaikan pada dasarnya semua manusia sama dan setara, justru perbedaan melahirkan keberagaman. Semua model foto hasil jepretannya ialah keturunan Tiongkok dari beragam profesi, mulai dokter hingga pengusaha. "Realitas saat ini, saya telurkan dalam bentuk foto. Saya undang teman-teman yang keturunan Tiongkok. Mudah-mudahan kita bisa saling mengingatkan bahwa keberagaman harus kita hargai. Kembali ke ajaran agama masing-masing yang tentunya mengajarkan bagaimana kita menghargai orang lain," tutur dia.

Dalam ruangan temaram bertembok putih, pengunjung dapat melihat foto-foto yang dicetak hitam putih di atas media kanvas. Objek dalam foto tersebut sebagian besar wajahnya dibalut cat hitam. Tompi mengatakan sengaja mencetaknya hitam putih. "Konsepnya emosional, esensinya dekat dengan kesengsaraan, penindasan, dan ketidaksetaraan," terangnya. Dia pun sedikit terkenang tentang Tragedi 98 disertai kerusuhan dan masyarakat keturunan Tionghoa banyak menjadi korban. "Saya berharap kejadian seperti itu tidak pernah terulang kembali," imbuhnya.

Visual lebih kuat
Diakui ayah tiga anak itu, sudah sejak lama dia tertarik dengan dunia fotografi. Menurutnya, pesan yang dituangkan dalam segi visual bisa lebih kuat. Tidak mau hanya main-main menggeluti seni fotografi, dia pun mulai serius sejak 3,5 tahun belakangan. Kebanyakan orang pada saat ini lebih senang menggunakan kamera digital. Namun, Tompi justru lebih senang memotret dengan kamera analog yang punya tingkat kesulitan tersendiri. "Ketika SD, SMP, dan SMA kepingin banget masuk Institut Kesenian Jakarta, tapi tidak diperbolehkan keluarga. Akhirnya jadi dokter. Kecintaan di dunia seni salah satunya dalam dunia fotografi. Dulu enggak mengerti cara motret dan begitu kenal analog lebih detail lagi belajarnya," kenang Tompi.

Kamis (3/11), selain menggelar pameran foto, Tompi merilis album baru berjudul Romansa yang sebenarnya sudah selesai sejak satu tahun lalu dan beredar di pasaran. Dalam album itu, Tompi berduet dengan aktris Dian Sastrowardoyo di salah satu lagu berjudul Bawa Daku. "Saya ngefan sama dia sejak nonton film Ada Apa dengan Cinta 1. Saya kepikiran mengajak teman-teman untuk kolaborasi, ada beberapa musikus juga terlibat," terang pelantun Sedari Dulu itu. Walaupun aktif bermusik dan kini menggeluti pekerjaan baru sebagai fotografer, Tompi mengaku tetap menjalankan profesinya sebagai dokter bedah. "Saya tetap praktik dari pukul 09.00 hingga 16.00. Kalau hari libur motret biasanya untuk keperluan pre-wedding, pagi atau sore hingga malam," tukas pria yang menamatkan pendidikan dokter di Universitas Indonesia itu. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya