Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
DUNIA seni tari dan Atilah Soeryadjaya, 55, semakin tidak terpisahkan.
Cucu Mangkunegara VII, Raja Keraton Mangkunegaran, Solo, ini mengaku kecintaan pada tari selalu membuatnya ingin terus berkarya.
Tidak hanya untuk menciptakan pertunjukan, tetapi juga seluruh unsur pendukungnya, terutama kostum.
"Aku selalu mendesain dan buat sendiri kostum yang akan digunakan pada setiap pertunjukan," ungkap Atilah yang bergelar dan bernama asli BRAy Atilah Rapatriati selepas menghadiri launching Galeries Lafayette: Bravo Madame, di Pacific Place, Jakarta, Jumat (7/10).
Atilah menjelaskan, desain kostum merupakan salah satu media paling penting untuk menyampaikan makna sebuah pertunjukan.
Sebagai sutradara pertunjukan, mendesain baju merupakan hal yang harus ia lakukan sendiri demi mencapai keserasian yang maksimal dalam cerita.
"Kalau tidak dipegang sendiri prosesnya, rasanya tidak puas," ungkapnya.
Perempuan yang terkenal lewat pertunjukan Bedhaya Matah Ati yang telah berhasil tampil ke berbagai negara tersebut mengatakan, meski membutuhkan tenaga dan waktu, mendesain selalu menjadi hal menyenangkan untuk dilakukan.
Dengan mendesain, ia memiliki lebih banyak ruang untuk berkreasi.
Atilah mengatakan, untuk membuat baju, ia selalu menggunakan bahan dasar kain Indonesia serta tema budaya Jawa.
Namun, untuk memberikan tampilan yang lebih segar, ia selalu mendesainnya menjadi model yang lebih modern dan menarik.
"Saya membuat agar juga lebih kekinian dan menarik. Namun, tentu tanpa meninggalkan unsur tradisional," ungkap Atilah yang dalam kesempatan tersebut berkesempatan turut andil memamerkan kostum tari Matah Ati hasil desainnya.
Ia mengatakan selalu berharap keseriusannya dalam mendesain dengan tema tradisional dengan sentuhan modern dapat diterima dan menarik perhatian kalangan muda.
Dengan demikian, akan lebih banyak kalangan pemuda yang mau aktif melestarikan dan memanfaatkan berbagai kekayaan dan unsur tradisional dari berbagai daerah.
Kesempatan
Di masa depan, meskipun belum ada rencana secara pasti, Atilah mengaku sangat tertarik untuk dapat melebarkan hobinya di bidang desain.
Tidak hanya untuk kebutuhan pertunjukan tari, tetapi juga berbagai pakaian dengan sentuhan tradisional.
"Kalau ada kesempatan dan waktu, saya mau meski belum ada rencana pasti ke arah sana sampai saat ini. Namun yang pasti, kalau ada yang meminta untuk dan butuh, mungkin akan saya pertimbangkan," ungkap Atilah.
Dalam waktu dekat, ia mengatakan akan segera melangsungkan kembali pertunjukan tarinya.
Tidak hanya Matah Ati, Atilah juga secara rutin melangsungkan pertunjukan dengan skala yang bervariasi.
"Karena kalau Matah Ati kan skala sangat besar. Jadi mungkin hanya bisa beberapa tahun sekali. Tapi yang pasti saya terus melangsungkan pertunjukan dan jadi sutradara berbagai judul juga agar tidak berhenti berkarya," tutup Atilah. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved