Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Bondan Winarno Jakarta dan Saya tidak Saling Memerlukan

Retno Hemawati
25/4/2016 00:45
Bondan Winarno  Jakarta dan Saya tidak Saling Memerlukan
(MI/Ramdani)

PAKAR kuliner sekaligus mantan wartawan, Bondan Winarno, dan sang istri, Yvonne Winarno, mulai empat bulan yang lalu memutuskan pindah ke Pulau Bali.

Meski Bondan mengatakan Bali bukan pilihannya, ternyata ia menyukainya.

"Saya tinggal di Ubud. Itu sebenarnya pilihan istri saya, tapi saya setuju. Saya awalnya ingin tinggal di Yogyakarta atau Solo karena Jakarta sudah tidak memerlukan saya lagi dan saya juga sudah tidak memerlukan Jakarta," kata dia setengah bercanda kepada Media Indonesia, pekan lalu.

Banyak kesibukan tidak serta-merta membuatnya menikmati Kota Jakarta. Dia mengaku selama ini Jakarta tidak membuatnya tenang.

"Jadi, di Bali itu quality time saya bersama teman-teman malah justru lebih baik. Mereka bisa ngobrol intens. Itu pun terjadi ketika saya datang ke Jakarta, sesekali dalam sebulan," kata dia.

Dari total luas lahan, dia dan istri sepakat memanfaatkan 30% lahan untuk tempat tinggal, selebihnya untuk lahan terbuka.

"Sebenarnya ada impian saya terkait tempat tinggal yang tidak sepenuhnya bisa saya capai karena harus mengakomodasi impian istri saya. Di situ ada give and take sebenarnya lebih karena tempat adalah pilihan istri, arsitektur juga pilihan istri, tapi saya juga harus berbagi kebahagiaan karena kebahagiaan dia kan kebahagiaan saya juga," katanya.

Ayah tiga anak itu kemudian melanjutkan cerita bahwa rumah yang kini ditempatinya masih dalam proses penyempurnaan.

Dia juga tidak secara sengaja mengetahui tanah tempat tinggalnya sangat subur sehingga biji kacang panjang tumbuh di pekarangannya.

"Istri saya ingin menanam bunga-bungaan yang indah dipandang mata, tapi saya pikir itu tidak menghasilkan. Kebetulan tanah itu subur, kacang panjang tumbuh tanpa ditanam," katanya.

Lelaki yang terkenal dengan ungkapan 'maknyus' itu kemudian terinspirasi untuk menanam sayuran meskipun diakuinya harga sayuran sangat murah di Bali.

"Sekalipun sayur murah, tetapi kalau kita tidak perlu ke pasar untuk beli dan kita bisa ambil tanaman di kebun metik sendiri, sepertinya lebih enak dan seru," kata dia dengan mata berseri-seri.

Dia kemudian bercerita sampai saat ini masih memperbanyak tanaman kecipir yang merupakan sayuran favoritnya.


Menuju vegetarian

Dia juga membagi kisah, semenjak pindah ke Bali, dirinya dan istri kini menuju menjadi vegetarian.

Dia menyadari sekaligus mempelajari sayuran dan buah-buahan merupakan solusi kesehatan manusia.

"Itu jika kita ingin umur kita panjang," kata dia.

Dalam ketenangannya, dia menampik sedang mempersiapkan kelahiran warung kopi atau restoran baru.

Dia mengaku ingin semakin fokus dengan aktivitasnya menulis.

"Saya tidak punya rencana bikin restoran baru. Saya ingin lebih ingin menulis karena sebetulnya jiwa saya itu penulis," kata mantan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Swasembada itu.

Dia juga berbagi kisah, Kopitiam Oey yang didirikan di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, itu keterpaksaan.

"Itu karena desakan saat nama saya sedang naik daun, sekarang sudah jadi waralaba, tapi saya yakin tidak akan sukses jika hanya menggunakan nama saya. Nama saya bisa mendukung, tapi bukan jaminan kesuksesan," tutup dia. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya