Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEREMPUAN kerap dijadikan objek penciptaan lagu atau kesenian lain karena seakan keindahannya bisa menghipnotis kita. Tanpa disadari, hal itu menggiring citra pasif dan tak berdaya terhadap kaum hawa.
Namun, itu tidak terjadi pada musisi perempuan Indonesia. Laku langkah mereka justru mencerminkan apa yang digambarkan orang kebanyakan tentang sosok RA Kartini, tentunya dalam era yang berbeda.
Tidak banyak yang tahu gerak serta taktik mereka untuk bertahan di dunia musik. Yang mengetahuinya justru bertransformasi menjadi energi positif untuk menularkan semangat dan perjuangannya hingga melahirkan bibit dan bakat baru dalam perkembangan musik Tanah Air.
Bahkan tak jarang itu dilakukan dengan kemudahan teknologi dan akses sosial media. Langkah musisi perempuan Indonesia itu mampu mengubah sebuah kondisi tertentu secara masif. Misalnya, penyanyi Andien Aisyah yang diikuti ratusan ribu pengikut di Instagram menjadi inspirasi dalam hal fesyen dan cara hidup sehat. Lalu ada Melanie Subono yang konsisten dengan teriakan isu sosialnya.
“Sekarang menjadi penyanyi tak hanya menyanyi, kita harus tahu betul porsi dan kemampuan diri. Dulu mungkin hanya mengikuti agenda perusahaan rekaman, tapi sekarang serbaindependen dan harus mau mengembangkan diri untuk maju,” ungkap Andien kepada Media Indonesia dalam sebuah perbincangan, beberapa waktu lalu.
Hal itu juga disadari empat musikus perempuan Indonesia, yaitu Asterina Anggraini (vokal, gitar), Ava Victoria (biola), Bonita (vokal), dan Monita Tahalea (vokal). Dalam bincang-bincang Kotak Musik edisi spesial Hari Kartini, mereka menuturkan seluk beluk perjuangan, pelajaran, dan pemikiran mereka terhadap perkembangan musik Indonesia.
Ava Victoria yang dikenal sebagai komposer, music director, dan pendiri orkestra AV Orchestra juga sedang aktif bersama grup string, Kamila. Lalu Bonita bersama band nya, Bonita and The Husband, yang tengah mempersiapkan album terbaru mereka tahun ini dikenal sebagai musikus perempuan yang konsisten berjuang di jalur independen. Kini sebuah acara home concert Rumah Bonita juga rutin dibuat di kediamannya setiap minggu.
Kemudian Monita Tahalea menjadi sosok penyanyi dan penulis lagu yang banyak menginspirasi penyanyi muda Indonesia karena karakter serta pembawaannya yang santun dan lembut. Sementara itu, Asterina yang sudah memiliki grup duo bernama Marco Marche kini sedang mempersiapkan karya baru bersama vokalis Mian Tiara.
“Musisi itu seperti pejuang, berjuang untuk mata pencarian dan bertahan di kehidupan musik. Setahu saya setiap hari selalu ada musisi perempuan muncul paling tidak satu, persaingannya semakin ketat, dan jenis musiknya juga semakin banyak. Kami selalu ditantang untuk bertahan dan memberikan sesuatu yang beda dari yang lain,” papar Ava.
Pelajaran dari Perjalanan Musik
Memasuki usia yang tak lagi muda, Bonita merasa perlu untuk mengembangkan komunitas sebagai bentuk keluaran dari baktinya di dunia musik. “Karena pada hakikatnya bermusik itu bukan hanya menafkahi diri dan keluarga, melainkan lebih jauh memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan. Kita bukan insan yang rakus. Kembali kepada kehidupan sosial, batin saya lebih bahagia,” ungkapnya.
Bersama gitaris, Endah (Endah N Rhesa), yang menggagas klub menulis lagu, Bonita juga turut berkontribusi. Mentornya ialah dirinya sendiri bersama suami, Adoy, serta Endah dan suaminya, Rhesa. “Dengan banyak sharing bersama mereka, saya merasa jadi lebih dewasa dalam bermusik,” akunya.
Sementara itu, bagi Ava, pelajaran yang ia dapat ialah menaklukkan kombinasi tiga pilar. “Apptitude ditambah attitude sama dengan altitude. Jadi, pengetahuan tetap harus diimbangi sikap, baru dari situ kamu akan mencapai ketinggian tertentu. Orang yang jago main musiknya tapi kalau sikapnya jelek, dia tidak akan naik, begitu juga sebaliknya. Pelajaran itu yang saya serap,” jelas Ava.
Bagi Monita, musik bukan soal popularitas, melainkan bagaimana musik yang dibuat bisa memberikan pengharapan dan kebahagiaan kepada yang mendengarkan. Mengenali diri sendiri, tahu kapasitasnya sampai mana, tahu mau jalan ke mana, dan menemukan teman serta tim yang mendukung pekerjaan ialah pelajaran yang paling berarti dalam sebuah perjalanan musik.
Layaknya Kartini yang berjuang secara ‘lembut’ dengan tulisan-tulisan yang dibuatnya di era peperangan, itu menjadi salah satu embrio pemikiran-pemikiran musisi perempuan yang telah terjun secara profesional di industri musik Tanah Air.
Saksikan wawancara lengkapnya dan juga penampilan kolaborasi manis mereka saat membawakan lagu ciptaan WR Supratman di saluran Youtube Kotak Musik. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved