Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
PEBISNIS Amanda Gratiana Puspita Dewi, 37, berupaya menggalang dana untuk kelestarian orang utan di Kalimantan. Dirinya melakukannya dengan cara membuat gantungan tas monyet yang dibuat dari kain perca sisa produksi fesyen sang ibu yang merupakan desainer kenamaan Indonesia, Ghea Panggabean.
“Monkey bag charm itu dimulai jauh sebelum menginisiasi gelang harapan bersama Wulan Guritno dan kembaran saya, Janna Soekasah. Saya dan Janna membuat boneka berbentuk jerapah, gajah, monyet, dan orang utan berukuran besar karena meneruskan mama yang membuat Ghea Kids,” kata Amanda membuka perbincangan dengan Media Indonesia, pekan lalu.
Keduanya kemudian berpikir bagaimana caranya agar anak-anak, sama seperti dirinya dan Janna, diajari untuk mencintai kain Indonesia. Pendeknya, anak-anak itu dapat diperkenalkan dengan budaya Indonesia sekaligus mencintai binatang dengan cara yang paling mudah diterima. “Akhirnya lahirlah boneka harapan yang dibuat dari kain jumputan. Jumputan itu kain pelangi yang juga berarti harapan. Nah, karena tahun ini tahun monyet, kita bikin bentuk monyet. Donasinya nanti dikelola Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation,” kata dia.
Menurut Amanda, BOS merupakan lembaga swadaya masyarakat yang berupaya mengembalikan orang utan ke habitatnya di Kalimantan setelah enam atau delapan tahun. “Tapi saat ini memang hasilnya masih sedikit. Saya ingin mengumpulkan banyak uang. Kalau sekarang masih malu,” kata perempuan yang memiliki hobi mendekorasi dan membaca itu.
Amanda kemudian menerangkan harga jual boneka harapan itu Rp200 ribu dan yang didonasikan Rp50 ribu per buahnya. “Kan tetap ada biaya produksi, untuk membeli isian boneka, untuk membuat pom-pom-nya juga,” kata dia. Boneka-boneka itu dijual di beberapa restoran miliknya, seperti Syah Establishments, Lucy in The Sky, dan Ling Ling.
Saat ini pihaknya baru memproduksi boneka harapan dalam jumlah yang sangat terbatas. Belum banyak orang yang mengetahui dan belum banyak juga yang menyatakan keinginan untuk membeli, kecuali kalangan terdekat dengan cara memborong. “Meski belum banyak, tidak hanya anak-anak yang ingin punya boneka harapan itu, orangtuanya juga. Ada yang beli untuk semua anggota keluarganya,” kata Amanda berseri-seri.
Mengelola bisnis
Terlahir di dunia sebagai anak desainer membuat Amanda semakin kreatif. Untuk mendukung hal itu, dirinya juga melengkapi pendidikannya dengan menimba ilmu bisnis internasional selama empat tahun di Belanda. Sepulang ke Indonesia, dia kemudian membangun banyak bisnis. Amanda mengaku sulit untuk membagi waktu secara adil. Kesulitan yang lain ialah karena hobinya mendekorasi, dirinya sering lupa untuk menghitung sisi finansial. “Bersyukur saya mempunyai banyak rekan bisnis yang juga keluarga sendiri, termasuk Janna dan suaminya. Mereka sering mengingatkan saya,” kata dia.
Berasal dari keluarga leluhur dengan akar budaya yang plural juga membuat Amanda memiliki wawasan yang terbuka. “Sewaktu mama dan papa bercerai, dan kemudian menikah lagi, kami dekat dengan nenek dan kakek. Tapi, saya dan Janna tidak fokus ke situ. Kami malah jadi terbiasa mendapatkan banyak cinta karena punya lebih banyak orang tua dan saudara yang menyayangi dan peduli dengan kami,” tutup dia. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved