Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PUTRI Pariwisata Indonesia 2015 Dikna Faradiba Maharani, 23, memulai mencintai lingkungan dengan cara yang sangat mudah dilakukan. “Sederhana untuk memulainya, coba dari belajar untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Saya akui tas saya pun penuh dengan sampah dari bungkus permen atau bungkus makanan,” kata dia saat dijumpai Media Indonesia di Belitung, Rabu (9/3).
Menurutnya, meskipun tasnya penuh dengan sampah, langkah yang diambilnya merupakan keputusan terbaik dan bukan merupakan hal yang sulit. “Nanti setelah sampai rumah atau menemukan tempat sampah, langsung buang semua bekas bungkusan.
Itu tidak sulit,” cerita perempuan kelahiran 1993 ini. Dia juga menyayangkan maraknya kesadaran wisata pada anak muda Indonesia tidak disertai menjaga kebersihan destinasi wisata tersebut agar keberlangsungannya terjaga dan selalu dapat dinikmati siapa saja.
“Sayang sekali bila destinasi cantik di Indonesia lekas rusak begitu saja sejak ramai di sosial media, seperti kejadian kebun bunga amaryllis di Yogyakarta belum lama ini. Selain itu, ada Tanjung Lesung di Banten yang sebenarnya sangat cantik. Namun, belum lama saya mengunjungi, kini di sana menumpuk sampah,” ujarnya.
Sesungguhnya, lanjut Dikna, seseorang harus mencintai lingkungan terlebih dahulu sebelum menyukai tempat wisata. Dengan demikian, orang tersebut tidak akan tega merusak atau mengotori tempat-tempat yang dikunjunginya. Dikna juga menyetujui pemberlakuan kebijakan hemat plastik dan kantong plastik berbayar. Dia melihat begitu banyak plastik yang pada akhirnya hanya menjadi sampah dan mengotori lingkungan.
“Misalnya akan piknik, bungkus saja makanan tanpa plastik, atau pakai paper bag, atau sekalian dari kotak makanan yang bisa dipakai berulang, masukkan saja langsung ke tas,” kata dia.
Selain saat piknik, dia mengusulkan agar saat belanja membawa tas khusus yang dibawa dari rumah. “Itu mudah. Jangan sampai kita memalukan kalau dibandingkan dengan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Mereka justru sudah terbiasa untuk tidak memakai kantong plastik. Masak warga lokal tidak bisa?” tutur wanita yang mengaku hobi makan, tetapi sulit untuk gemuk ini.
Swafoto
Setelah melihat maraknya selfi e atau swafoto yang ke mudian diunggah di media sosial, ia memberikan kiat khusus. Dia tidak ingin tempat wisata yang ingin dipamerkan justru dirusak karena kebutuhan swafoto. Dia pun mengimbau agar jangan takut mengingatkan orang lain untuk menjaga kebersihan lingkungan wisata agar tetap indah dilihat.
“Kalau kita mengunjungi satu tempat wisata keren, cantik, saat memposting juga harus mengedukasi yang melihat posting-an kita. Jelaskan misalnya betapa jernihnya air dan pantai yang kita kunjungi. Betapa birunya laut, betapa hijau, sejuk, dan bersihnya gunung,” beber dia.
Dengan demikian, secara tidak langsung akan membentuk pikiran siapa pun yang melihat. “Oh, artinya, bila ingin tempat ini tetap indah, jangan dicemari, jangan dikotori,” tutup dia. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved