Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Cerdas Membangun Ketegangan

Fathurrozak
20/4/2019 22:00
Cerdas Membangun Ketegangan
Cuplikan Film The Guilty(ARP SLECTION/NORDISK FILM)

TIDAK memerlukan kompleksitas visual. Semuanya sangat sederhana dan seperlunya. Kita tidak akan menjumpai pengambilan sudut kamera rumit, atau perpindahan latar tempat yang banyak.

Gulir lini masa film The Guilty ini terjadi secara langsung. Semua diatur dengan rapi dan cermat dalam skenario yang ditulis sendiri oleh sang sutradara Gustav Moller, bersama Emil Nygaard Albertsen.

Moller menggarap dengan indah ketegangan yang tercipta dari ruangan layanan panggilan darurat, dan hebatnya, tidak terjebak dalam eksposisi yang membosankan. Alih-alih ia meminta kita untuk terlibat pada intuisi dan asumsi sang karakter utama, Asger Holm (Jakob Cedergren), Asger, seorang polisi di Copenhagen, tengah ditugaskan menjadi penerima panggilan darurat akibat kasus yang tengah menimpanya.

Pada awal adegan, kita disuguhi pengenalan karakternya secara singkat, melalui caranya menjawab suatu panggilan yang masuk. Misalnya, ia yang tampak begitu menghakimi si pemakai narkoba yang tengah sekarat, atau ogah-ogahan meladeni seorang yang baru saja dirampok pekerja seks komersial.

Ya, kita bisa menilai, dia seorang yang agak sedikit brengsek. Melalui dua sambungan telepon awal itulah karakter Asger digambarkan. Visual lain juga menyuguhkan betapa ia begitu tertekan, saat Asger tampak memandang kosong dan kamera dari bawah menyorotnya pada sudut medium dan perlahan padat, hingga tampak Asger menitikkan air mata yang terbendung di pelupuknya.

Sikap Asger yang sembrono sebagai penerima panggilan layanan darurat, lantas berubah, ketika ada seorang perempuan menghubunginya, seperti sedang dalam masalah. Perempuan yang diketahui namanya Iben, di layar komputer Asger. Apa yang dilakukan oleh tokoh kita yang bukan
‘hero’ ini?

Dari sinilah Asger terjerembap dan masuk ke dalam masalah yang tengah dialami ben atau tepatnya, yang Asger kira terjadi. Dengan cerdik, The Guilty juga tidak mengekspos untuk memaksa Asger keluar dari ruangannya itu, seperti yang terjadi dalam The (Call) misalnya.

Tata suara menjadi aspek yang sangat penting dan vital untuk memberikan efek ketegangan yang nyata meski kita hanya bisa melihat Asger di sebuah ruangan, bersama teleponnya.

Kita bisa melihat ini memiliki nuansa yang serupa dengan Locke (2013) yang diperankan Tom Hardy, yang sepanjang perjalanan dengan mobilnya ia melakukan percakapan telepon, atau mungkin kita bisa menemukan kesamaan treatment ketika motivasi tunggal seorang tokoh dalam mencari informasi, seperti dalam Searching (2018) lewat perangkat komputernya. Asger, sama dengan Ivan Locke, lewat teleponnya.


Keindahan dari keterbatasan

Film yang berhasil membawa beberapa penghargaan, termasuk salah satunya dari Sundance Film Festival ini ialah masterclass. Ruang lingkup visual di fi lm yang amat terbatas, dengan hanya mengekspos secara intensif perubahan emosi dan ekspresi Asger, berhasil membuat penonton terus terpaku menatap layar. Bahkan, meskipun nyaris tidak ada ruang untuk karakter lain, termasuk rekan kerja Asger.

Kekuatan utama film ini ialah digerakkan dari performa aktor dan desain tata suara yang sangat memprovokasi penonton untuk berimajinasi. Toh, meski tanpa bantuan efek visual, fi lm ini sangat sukses mengintimidasi benak kita untuk bersimpati kepada Asger, juga drama yang dikisahkan Iben.

The Guilty ialah bak kita mendengar (menonton) dongeng thriller lewat radio. Indah dengan segala keterbatasannya. Dari latar yang sederhana itu, kita menaruh simpati kepada Asger, seorang yang tidak sempurna, dan berusaha menebusnya dengan membantu Iben, dengan segala asumsi yang berputar di otaknya, masalah yang dihadapinya keesokan paginya, dan keterbatasan informasi yang menggiring asumsi, jatuh pada kesalahan, atau hal yang
benar dan baik.

The Guilty menjadi film pembuka festival film Europe on Screen (EoS) yang berlangsung sejak 18 hingga 30 April. Sebelumnya, EoS pada tahun ke-19-nya ini membawa 101 film, termasuk film pendek pemenang pendanaan EoS, Lasagna. The Guilty masih bisa disaksikan pada 22 dan 27 April. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya