Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
AKTOR, penulis, eksekutif produser, investor perkebunan dan peternakan, serta politikus. Itulah sederet profesi yang dijalani Lucky Hakim, 40. Meski demikian, publik justru mengenalnya sebagai seorang penyayang binatang.
Laki-laki kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, telah memelihara beragam binatang di rumahnya sejak kecil. Almarhum ayahnyalah yang mengajarkannya menyayangi binatang.
"Ayah saja juga memelihara binatang sehingga sejak kecil saya terbiasa hidup dengan binatang," kata Lucky saat bertandang ke Kantor Media Indonesia di Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (20/10) sore.
Setelah sekian lama memelihara binatang, Lucky pun menyadari satu hal penting. Awalnya, Lucky memelihara hewan karena hobi. Namun, kini kebersamaannya dengan mereka atas dasar kepedulian.
Pemahaman tersebut berusaha ditularkan ke teman-teman yang lain, baik yang hobi memelihara binatang maupun masyarakat umum.
"Saya pernah memelihara binatang untuk kesenangan pribadi, tetapi sekarang saya memandang bahwa binatang punya hak terbebas dari lapar, takut, terpenjara dalam kurungan yang sempit, dan tidak disakiti," kata laki-laki kelahiran 12 Januari 1978 itu.
Ada seratusan binatang yang dipelihara Lucky di rumahnya. Ikan, burung, ular, kucing, tarantula hingga buaya ialah sebagian besar binatang yang mendominasi koleksinya.
Dalam akun Instagram-nya, laki-laki yang mengawali kariernya sebagai model itu banyak mengunggah foto dan videonya dengan mereka. Keakrabannya dengan para binatang itu sangat erat. Menciumi ular sanca, paruh burung beo, atau sekadar bermain dengan tarantula sudah biasa baginya.
Sejahtera
Caleg Partai NasDem dari Dapil VI Jawa Barat yang meliputi Kota Depok dan Kota Bekasi itu mengatakan, sikap peduli terhadap binatang perlu dibudayakan, khususnya satwa-satwa yang dilindungi. Apabila masih ada yang memelihara satwa yang dilindungi, sebaiknya segera diserahkan ke Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BSDA).
Menurutnya, mereka yang hobi biasanya beralasan memelihara binatang yang dilindungi karena deforestasi hutan yang terjadi sehingga kehidupan satwa menjadi terancam. "Kalau ada teman-teman yang sudah kesulitan memelihara binatangnya, saya jembatani untuk diserahkan ke BKSDA. Esensi saya adalah melindungi satwa agar sejahtera," kata Caleg Partai Nasdem dari Dapil Bekasi ini.
Ayah dari Nokia Alike Putri Hakim itu pun menyarankan pehobi binatang untuk tidak memelihara porosus atau buaya. Harga buaya memang murah dan lucu waktu kecil. Namun, begitu ukurannya di atas 1,5 meter, orang akan kebingungan memeliharanya dan sudah tidak bisa diajak bermain lagi.
Pemerintah dinilainya perlu membentuk lembaga yang mengawasi kesejahteraan binatang. Lembaga ini memiliki polisi hewan yang datang ke toko-toko penjual binatang dan mengawasi perlakuan terhadap binatang, termasuk perlakuan terhadap hewan-hewan ternak.
Pasalnya, menurut dia, belum ada koordinasi yang baik antara Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Peternakan, dan kepolisian terkait dengan pengawasan terhadap kesejahteraan binatang.
Selain hobi memelihara binatang, Lucky juga seorang peternak kambing di Cilacap. Kecintaannya terhadap binatang memengaruhi Lucky dalam memandang ternaknya. Ia melihat kambing-kambingnya tidak sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi.
"Kalau memelihara binatang, peliharalah dengan baik, kalau beternak binatang, beternaklah dengan baik. Paling tidak kita tidak menyakiti binatang tersebut ketika masih hidup," kata dia. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved