Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEINGINAN untuk menampilkan sesuatu yang tidak biasa muncul di benak perancang ternama, Sebastian Gunawan. Perayaan atas perjalanan di dunia fesyen Tanah Air yang sudah mencapai usia 25 tahun ditampilkan dalam susunan lembaran bertajuk Whisper/Roar.
"Pameran sudah, peragaan busana apalagi. Nah, yang belum buku sehingga ini menjadi batu loncatan kami setelah 25 tahun berkarya. Sebelumnya peragaan busana dengan tema serupa sudah kami gelar lebih dahulu. Harapannya karya kami ini bisa menginspirasi agar seseorang tetap konsisten dan semangat dalam berkarya," kata pria yang karib disapa Seba seusai melakukan penandatanganan buku di Jakarta, Jumat(4/5).
Persiapan dalam pembuatan buku sudah dijalani Seba dan sang istri, Cristina Panarase, sejak 1,5 tahun yang lalu. Proses kurasi koleksi untuk kemudian diabadikan menjadi sebuah foto dalam buku bukan hal yang mudah dan mengambil bagian terlama dalam waktu persiapan tersebut. Sama halnya saat membuat koleksi, Seba yang amat teliti pada detail mengikuti seluruh proses, mulai desain hingga pemilihan kualitas kertas. Ia ingin kertas berkualitas baik, tetapi tidak berat karena ketebalan bukunya mencapai 250 halaman. Karena itu, ia dan tim mengimpor kertas berjenis kruger dari Amerika Serikat. Jadi, meskipun tebal, buku itu tetap terasa ringan dengan kualitas gambar sangat baik.
Revisi 20 kali
Dimulai dengan nuansa gelap lalu berangsur menjadi semakin terang menjadi representasi perjalanan Seba. Dulu ia tidak dikenal, tetapi dengan semangat dan konsistensinya, Seba menjadi salah satu sosok desainer ternama di Tanah Air. Dengan ciri khas potongan feminin pada busananya, koleksi Seba tak pernah kalah dari desainer-desainer muda pendatang baru. Selain diawali dengan pembukaan 10 foto dari karya 10 tahun yang lalu, ada beberapa bubuhan foto busana ikonik Seba yang hadir di setiap tahunnya. Foto tersebut merupakan bidikan dari tiga fotografer, Peter Tjahjadi, Anton Johnsen, dan Moka Wong.
"Ha ha ha, ada revisi hingga 20 kali. Itu hanya untuk karya rancang yang dimulai 10 tahun yang lalu, lo, karena kami benar-benar memperhatikan detail. Tak hanya kecantikan busana, tetapi juga terasa ada cerita di balik busana ini," ujarnya.
Arsip karya
Desain buku yang didominasi warna hitam, menurut Seba, menjadi pilihan untuk menghadirkan nuansa netral dan sederhana. Namun, ada bubuhan nuansa emas sehingga unsur fesyen dari seorang Seba dan Cristina tetap melekat. Untuk sementara, buku dengan kover berteknik hologram ini tidak dijual melalui toko buku. Jikalau ingin memiliki, Anda bisa langsung menghubungi akun media sosial resmi milik Sebastian Gunawan.
"Di luar negeri, desainer membuat buku itu hal yang biasa. Tujuannya sebagai konsep lain dokumentasi. Harapan saya para desainer muda Indonesia termotivasi lagi untuk semakin aktif dan rajin membuat arsip karya sehingga bisa menjadi referensi bagi desainer di generasi berikutnya," pungkasnya tersenyum. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved