Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Ayu Laksmi Menimbang Film

Dhika Kusuma Winata
14/5/2018 01:30
Ayu Laksmi Menimbang Film
(MI/Panca Syurkani)

AKTRIS bernama lengkap I Gusti Ayu Laksmiyani atau yang dikenal dengan Ayu Laksmi, 50, melejit lewat peran menakutkan yang ia mainkan dalam film Pengabdi Setan (2017).

Kesibukannya tak jauh-jauh dari dunia seni. Kini dia mengaku masih sibuk di musik, tari, dan film. Khusus film, ia mengaku banjir tawaran. Namun, dirinya tetap menimbang-nimbang. Tak semua tawaran dia iyakan. Dia mengatakan masih banyak belajar di dunia seni peran. "Film masih dikaji-kaji masih banyak pekerjaan rumahnya kalau di film."

Ayu mengaku punya tiga syarat dalam menerima tawaran film, yaitu peran yang ditawarkan, sutradara yang bakal bekerja sama, dan waktu yang memungkinkan. "Kalau suara hati sudah mantap biasanya banyak cara yang memudahkan dalam suatu proyek. Keikhlasan juga penting karena berkesenian harus didasari totalitas, termasuk honornya juga perlu berjodoh," selorohnya diikuti tawa renyah.

 

Seni tak terbatas

Dia juga berpendapat terkait dengan berkesenian yang tidak mengenal batas-batas ruang dan waktu. Siapa pun yang ingin menerjemahkan kreativitas menjadi karya seni tak boleh dikungkung, bahkan bagi mereka yang berada di balik jeruji sekali pun. Begitulah penuturannya saat ditanyai pandangannya mengenai berkesenian.

Media Indonesia menemuinya di sela-sela acara Indonesian Prison Art Festival (IPA Fest) 2018, di Jakarta, akhir April lalu.

Seniman asal Bali itu mengungkapkan seni bagi orang-orang yang kurang beruntung seperti bagi para narapidana perlu mendapat perhatian. Seni, menurut Ayu, bak ide yang bisa begitu saja muncul dan tak bisa dihalang-halangi, apalagi dikungkung. "Orang-orang narapidana harus tetap dimanusiakan. Apa pun kesulitannya, masalahnya, dan latar belakangnya. Saya berpihak kepada siapa pun yang tetap semangat dengan kreativitasnya," ujar dia.

Keberpihakan itu, menurutnya, juga diberikan kepada orang-orang yang mau melanjutkan kreativitas dan selalu ingin memupuk inspirasi meskipun dalam ruang, gerak, dan waktu yang terbatas.

Lady rocker era 1990-an itu menambahkan para narapidana perlu terus mendapat dukungan dan semangat agar bisa menuangkan kreativitas. Terali besi, menurutnya, tidak mempan menghalangi kreativitas.

"Di penjara itu suatu hal yang terhubung dengan pikiran. Jadi, sekalipun mereka raganya terperangkap dalam ruang, dan waktu yang terbatas, pikirannya bisa tumbuh dan berkembang untuk mewujudkan karya."

Dalam kesempatan itu, dia sempat berkolaborasi dengan grup musik asal LP Kerobokan, Bali, Antrabez (Anak Terali Besi). Ia mengaku amat mengapresiasi cara berkesenian seperti yang ditunjukkan para penghuni penjara. "Yang mereka butuhkan adalah semangat. Kalau tidak, bisa tambah frustrasi dan menjadi orang merana di dunia."

Dengan memiliki bekal kreativitas, Ayu berharap mereka yang kurang beruntung bisa menjadi lebih baik ketika menghirup udara bebas. Stigma sampah masyarakat yang identik dengan narapidana pun diharapkan bisa didobrak. "Bukan hanya seni, tapi apa pun minat, bakat, dan talentanya. Semua bisa dipupuk dalam ruang dan waktu yang terbatas."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik