Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
DI usia 69 tahun seniman Slamet Rahardjo mengaku tidak pernah lelah belajar, termasuk dari anak muda yang kerap ia jumpai di keseharian, di lingkungan kampus tempat ia mengajar atau lawan main di lokasi syuting. "Saya masih selalu belajar, termasuk dari mereka anak-anak muda," ujar pemain teater yang telah terjun ke dunia seni peran sejak sekitar 1968 tersebut.
Slamet mengatakan, baginya, tidak pernah ada waktu yang tepat untuk berhenti belajar. Rasa puas akan karya dan merasa sudah tidak perlu lagi belajar banyak hal tidak seharusnya dirasakan. "Karena bakat itu akan mati kalau kita tidak berlatih dan bekerja keras," ujar Slamet saat hadir di Media Indonesia, Senin (9/4).
Dikatakan Slamet, ia belajar banyak hal baru dari anak muda, termasuk melihat perkembangan zaman yang terjadi saat ini. Ia sangat mengapresiasi anak muda yang memiliki semangat untuk berkarya serta sikap disiplin yang tinggi. "Seniman itu tidak melihat usia. Yang lebih tua belum tentu lebih baik karyanya. Begitu juga sebaliknya. Jadi, buat saya, sejauh apa mereka mau berusaha dan berkarya, itu penting bagi saya," ujar Slamet.
Pria yang memulai karier akting lewat teater Populer bersama sineas Teguh Karya tersebut juga bercerita kerap memberikan nasihat dan berbagi pengalaman dengan anak muda yang menjadi murid atau rekannya bekerja di dunia film. Ia mengatakan, tidak sedikit anak muda saat ini yang sering menyepelekan orang lain dan terlalu dimanja teknologi. "Saya kalau memang boleh bangga sedikit, saya salah satu yang membentuk perfilman dan pertelevisian Indonesia, jadi saya akan menegur mereka agar semua berjalan lancar," ujar Slamet.
Jadi seniman lagi
Saat ini selain disibukkan dengan profesinya sebagai dosen di Institut Kesenian Jakarta, Slamet sibuk promo film terbarunya, The Perfect Husband. Dalam film yang diadaptasi dari novel karya Indah Riyana tersebut, Slamet berperan sebagai kameo.
Ia beradu akting dengan beberapa pemain muda yang tengah naik daun, seperti Dimas Anggara, Amanda Rawles, dan Maxime Bouttier. "Saya mau bermain karena saya melihat juga anak muda yang bermain bersama saya disiplin dan mau belajar dan saling menghargai di antara semua anggota tim," ujar Slamet.
Bermain film juga menjadi salah satu caranya untuk terus melatih kemampuannya sebagai seniman. Dengan segala kegiatan keseniannya, ia mengaku merasa hidupnya bahagia dan menjadi tetap sehat. "Saya bahagia jadi seniman. Kalau tuhan mau melahirkan saya kembali dan saya disuruh memilih mau jadi apa, saya tetap mau jadi seniman," tutup Slamet. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved