Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PRODUSER Rosa Rai Djalal, 43, tengah sibuk mempromosikan film terbarunya berjudul Guru Ngaji. Film itu dibintangi aktor senior Donny Damara yang berperan sebagai guru ngaji sekaligus badut. "Awalnya ingin membuat film festival, tapi saya sadar film festival itu mencari sponsornya sulit," kata Rosa saat berkunjung ke kantor Media Group, Selasa (27/2).
Dia ingin film dengan pesan baik seperti toleransi, persahabatan, dan ketulusan ini bisa ditonton lebih banyak orang. Dengan alasan itulah ia kemudian meminta sutradara Erwin Arnada untuk membuat film ini lebih ngepop. Rosa yang bernaung di Channex Ridhall Pictures kemudian menggandeng Alim Sudio. "Beberapa kali dirombak, ditambah humor, akhirnya jadi setelah beberapa kali draft," katanya.
Dia percaya di tangan Alim, film Guru Ngaji mampu dibuat lebih segar. "Kami ingin edukasi tanpa menggurui, kami ingin memuliakan guru ngaji tanpa yang nonton terbebani dan depresi, karena kita nonton film kan inginnya terhibur, karenanya butuh humor segar," terang dia.
Tujuan mendidik sekaligus komersial bagi produser juga merupakan tantangan. Dia yakin film ini bukanlah film bagi anak-anak milenial. Sebaliknya, dia optimistis, film ini memiliki pasar yang kecil. "Lain dengan film yang pasarnya besar. Target marketing kita sangat kecil, tapi kita tidak ingin pesan yang ingin kita sampaikan meleset, jadi harus mengena," katanya.
Rosa secara terbuka juga menyatakan film ini memang didedikasikan untuk para guru ngaji yang harus dihargai dengan layak. "Karena seperti yang kita lihat selama ini guru ngaji harus punya profesi lain lagi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, mereka kan juga punya keluarga," ucapnya.
Dia melanjutkan dalam film ini juga tergambar dilema Mukri (Donny Damara) yang harus memilih antara menjadi badut atau memimpin doa di acara ulang tahun anak kepala desa (Tarzan). Rosa yang merupakan istri mantan duta besar Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, itu ingin guru ngaji dihargai. Dengan alasan itulah pihaknya kemudian ingin memberikan paket umrah bagi 25 guru ngaji yang direkomendasikan penonton.
Dia juga ingin secara pribadi menyampaikan pesan baik kepada penonton tanpa menyakiti siapa pun. "Karena seni musik, film, dan olahraga itu yang bisa memersatukan antarsuku, antaragama, dan bahkan antarbangsa. Maka sebaiknya gunakanlah tiga hal ini untuk memersatukan kita," katanya.
Hal yang sekiranya dapat menyakiti pihak lain, juga sebaiknya dihindari. "Hindarkan hal-hal yang dapat menyakiti satu kaum, satu golongan, atau orang lain. Kita saja, saya sebagai muslim kan tahu 'mulutmu harimaumu', kita harus berhati-hati, itu akan memberikan feedback ke kita sendiri. Sama dengan film, itu mulutnya kita. Kita ingin ngomong sesuatu ke masyarakat ya sampaikan dengan baik supaya bisa diterima," kata dia.
Film yang semula berjudul Guru Ngaji dan Badut Maksimal rupanya telah melalui diskusi Rosa dengan Nasaruddin Umar, imam besar Masjid Istiqlal yang kemudian diberi saran berjudul Guru Ngaji. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved