Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
DESAINER asal Indonesia Indria Miranda atau dikenal sebagai Ria Miranda, 32, mulai menerapkan konsep fesyen hijau (eco fashion) atau fesyen ramah lingkungan pada busana rancangannya.
Perempuan kelahiran Padang, Sumatra Barat, 15 Juli 1985 itu mengutarakan di tengah industri fesyen yang terus berkembang, desainer tetap harus memperhatikan keberlangsungan alam.
Ria menuturkan, meskipun sudah banyak desainer di luar negeri yang telah menerapkan konsep eco fashion, dia ingin mengadopsi konsep itu tanpa meninggalkan ciri khas dari rancangannya.
"Dinamika di dunia fesyen sangat cepat, koleksi baru dan fashion show. Saya berpikir apa yang bisa membedakan produk Ria Miranda? Selain itu, alam sudah perlu diperhatikan dan kenapa kita coba eco fashion versi kita," tutur Ria ketika ditemui dalam acara jumpa pers Wardah Mendukung Dubai Modest Fashion Week 2017 di Jakarta, Kamis (30/11).
Perempuan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas itu lebih jauh menjelaskan gaun koleksinya bertema Eucafloria akan tampil di Dubai Fashion Week pada 8-9 Desember mendatang.
Ia menggunakan bahan-bahan dari alam, baik material maupun pewarnaannya.
Kain yang digunakan, tambah Ria, berasal dari serat kayu Eucaliptus (pinus), bahan pewarna yang dipakai merupakan bahan alami berasal dari sisa kulit buah, reruntuhan bunga, dan rempah dapur.
"Aku ambil warnanya dari kulit avokad di abang-abang tukang jus dan sisa-sisa bunga di Pasar Rawa Belong. Kayu manis jadi bahan dasar pewarna alami Eucaflora. Kita ambil dan rebus untuk pewarna," terang Ria.
Menurutnya, semua bahan itu ketika direbus menghasilkan warna-warna pastel yang menjadi ciri khasnya.
Ria mengaku, meskipun prosesnya panjang hingga tujuh bulan, dia sangat menikmati setiap proses fesyen dari daur ulang mulai pewarnaan, pengeringan, hingga bahan dapat dijahit.
"Ini melalui proses trial and error, dicoba berbagai bahan menghasilkan warna apa, lalu diketuk-ketuk warnanya ke kain. Akan tetapi, warna ini sudah dicoba awet saat dicuci asal dilakukan dengan cara dry clean atau cuci pakai softener, bukan detergen."
Konstisten
Ria berkomitmen pada 2018 akan menerapkan fesyen hijau pada rancangannya khususnya untuk label Riamiranda Signature.
Perempuan yang juga lulusan sekolah mode ESMOD Jakarta itu menuturkan sengaja membawa konsep eco fashion untuk Dubai Fashion Week karena ada cerita di balik pembuatan gaun rancangannya, yakni menggunakan bahan alami tanpa zat kimia.
"Kalau di luar negeri orang lebih senang ada ceritanya, mereka lebih menghargai itu, yang alami mereka senang. Mudah-mudahan di Indonesia bisa," pungkas Ria.
Kiprah Ria di dunia fesyen selama ini tidak asing lagi.
Ia termasuk di antara empat tokoh perancang busana yang dinilai berpengaruh dalam tren pemakaian busana muslim hijab yang berkembang pesat di kalangan perempuan muslim di Tanah Air.
Ia pun giat memperkenalkan karyanya lewat media sosial dan membentuk hijabers community.
Kini ia telah memiliki belasan gerai yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Padang, Medan, Banda Aceh, Bandung, Cirebon, Surabaya, Balikpapan, Samarinda, dan Makassar.
Khusus di Jakarta, gerainya berlokasi di sejumlah mal bergengsi dan di kawasan Kemang Raya.
Guna meningkatkan kualitas produknya, ia pun menggandeng sejumlah pelanggannya yang juga figur publik dan model seperti Marini Zumarnis dan Inneke Koesherawati.
(H-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved