Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SUTRADARA Mirwan Suwarso menyayangkan di tengah globalisasi dan derasnya perkembangan teknologi-informasi, generasi muda semakin meninggalkan identitas sebagai bangsa Indonesia.
Ia pun berupaya keras menggelorakan semangat kebangsaan dan rasa nasionalisme dapat dilakukan dengan beragam cara, di antaranya melalui film berjudul Merah Putih Memanggil.
Film yang belum lama dirilis itu dibintangi Maruli Tampubolon, Aryo Wahab, Restu Sinaga, dan Prisia Nasution.
Menurutnya, nilai-nilai nasionalisme yang tertanam di kalangan generasi muda mulai luntur karena mereka lahir jauh setelah masa kemerdekaan dan menikmati hasilnya.
"Saya generasi yang masih mencicipi masa di mana cerita-cerita mengenai kemerdekaan, pra kemerdekaan, revolusi sesuatu yang selalu diceritakan ke kita sehingga rasa cinta Tanah Air dan nilai-nilai nasionalisme masih dipegang teguh. Anak sekarang dengan adanya globalisasi dan adanya internet, memang jadi sangat maju pemikirannya, tetapi lupa identitasnya," ujarnya.
Karena itu, Mirwan menganggap cerita-cerita perjuangan perlu disampaikan agar generasi muda terketuk dengan melihat perjuangan TNI dalam menjaga NKRI.
Merah Putih Memanggil bercerita mengenai upaya TNI dalam membebaskan WNI di sebuah kapal pesiar yang disandera teroris.
"Saya menganggap cerita penting dan harus disampaikan ke masyarakat. Masih ada warga Indonesia yang memiliki rasa bangga, dedikasi, dan disiplin yang sangat tinggi untuk berbakti pada Tanah Air," ujar pria yang juga ikut menyutradarai film Golden Goal itu.
Dalam proses penggarapan Merah Putih Memanggil, Mirwan mengungkapkan salah satu kendala yang dia hadapi ialah singkatnya waktu, yakni hanya hitungan bulan sehingga dia banyak berimprovisasi di lapangan.
Alur cerita dan adegan dia kembangkan dari pengalaman-pengalaman prajurit Kopassus yang ikut terlibat dalam penggarapan film.
Sementara itu, dialog antarpemain diolah secara bersama-sama.
Dikemas secara modern
Mirwan mengakui pola konsumsi hiburan generasi sekarang jauh berbeda sehingga ketika menggarap proyek teater ataupun film, dia mengemasnya secara modern agar anak muda tertarik, misalnya, pertunjukan seni wayang dikolaborasikan dengan live orchestra.
Ia berharap kesenian tersebut tidak ditinggalkan.
"Saya tertarik membuat pertunjukan seperti pentas seni wayang karena menunjukkan budaya kita dan dikemas modern. Kalau anak-anak sekarang diminta menyaksikan tarian tradisional pola konsumsi hiburan mereka berbeda dan pasti bosan. Bukan salah anak-anaknya, melainkan salah generasi saya yang tidak bisa menjembatani gap itu," papar Mirwan.
Ketika ditanya mengenai proyek baru, Mirwan mengatakan tengah terlibat dalam pembuatan film yang ceritanya diadaptasi dari novel best seller Snowing in Bali karya Kathryn Bonella tentang peredaran obat terlarang di Pulau Bali.
Saat ini proses persiapan dan rencananya produksinya akan joint dengan perusahaan film di Hollywood.
Hak untuk memfilmkan cerita Snowing in Bali sempat diperebutkan di Hollywood, salah satunya oleh Chris Hemsworth. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved