Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Joko Anwar Jadikan Film Horor Terhormat

Indriyani Astuti [email protected]
12/10/2017 04:29
Joko Anwar Jadikan Film Horor Terhormat
(MI/SUMARYANTO)

FILM horor di Indonesia dirasakan telah mendapatkan tempat tersendiri dari para penonton. Pengabdi Setan, salah satu film besutan sutradara Indonesia Joko Anwar, 41, berhasil masuk 13 nominasi Festival Film Indonesia yang akan dihelat 11 November di Manado. Joko mengungkapkan salah satu tujuan membuat film tersebut ialah meningkatkan genre horor di Indonesia yang selama ini dianggap kelas dua karena terkadang dibuat dengan asal-asalan. Padahal, tutur dia, genre horor sangat populis apabila dibuat secara serius.
"Apabila dibuat secara serius akan menjadi roda penggerak industri film di Indonesia. Selama ini dibuat asal-asalan, teknis jelek, dan estetikanya jelek," ujarnya ketika ditemui dalam peluncuran film My Generation karya Upi di Jakarta, Selasa (10/10).

Pria kelahiran Medan, 3 Januari 1976, itu lebih jauh menuturkan ingin bisa mengangkat film horor di Indonesia ke tempat yang terhormat. Dia juga bersyukur penonton memberikan aperasiasi baik pada filmnya. Diakui Joko, genre film horor memang sangat jarang mendapat penghargaan. Berhubungan dengan film yang mendapat nominasi penghargaan biasanya dekat dengan realitas kehidupan nyata, sangat natural, dan dapat merefleksikan situasi serta budaya yang ada di masyarakat. "Makanya kalau film horor mendapat penghargaan, biasanya cuma special effect," imbuhnya.

Dengan sejumlah nominasi yang didapat dari film Pengabdi Setan, dia berharap orang akan lebih serius menggarap film horor Indonesia sehingga penonton tidak sekadar menonton tetapi juga menikmati film tersebut. "Jadi orang akan kembali menonton," ucapnya. Menurutnya, itu merupakan kontribusi semua pihak yang turut mendukung, mulai rekomendasi penonton baik lewat media sosial dengan cara promosi dari mulut ke mulut, keputusan orang untuk menonton, hingga dukungan bioskop di Tanah Air.
"Penonton mempromosikan film ini dan bioskop juga sangat menolong. Ini dukungan semua pihak. Orang yang sudah menonton merekomendasikan ke teman-temannya. Kelihatan mereka tidak pernah menonton sendiri," canda Joko.

Film horor yang dibuatnya menuai kesuksesan, salah satunya berhasil menembus hingga lebih dari dua juta penonton saat ini. Nantinya pria lulusan Institut Teknologi Bandung itu tidak ingin membuat film dengan genre yang sama. "Karena sebagai filmmaker aku tidak mau diberi kotak yang aku tidak bisa keluar dari situ. Jadi selama ini kalau orang sudah nyaman di situ, enggan keluar," tuturnya.

Ikut jadi aktor
Walaupun menjadi sutradara, Joko ternyata masih berminat akting di depan kamera. Joko mengatakan pengalaman berbeda dia dapatkan dari berakting film terbaru ketika dia terlibat menjadi aktor di dalamnya, My Generation, yang akan rilis sebentar lagi. Pengalaman berbeda yang dia maksud ialah biasanya dia menyutradarai sebuah film. Ketika berakting, dia dapat belajar untuk bisa merasakan bagaimana menjadi seorang aktor. "Ini film My Generation merupakan film ke-34 saya jadi pemeran. Dulu di film Arisan juga sudah muncul. Dari awal sudah kecebur juga. Saya jadi aktor untuk mengetahui bagaimana rasanya disutradarai orang lain sehingga bisa mengambil pengalaman ini untuk menyutradarai pemain dan menjadikan film saya lebih nyaman," terang dia.

Di bawah arahan Upi, sutradara My Generation, Joko mengaku menuruti saja yang diinginkan sutradara. Dia bahkan sampai melakukan dua kali casting untuk dapat berakting di film tersebut sebagai ayah dari salah satu pemain utama. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya