Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KECINTAAN aktris sekaligus model Davina Veronica Hariadi, 38, kian hari semakin kuat.
Setahun belakangan ini, dia tidak hanya berkutat dengan Yayasan Garda Satwa Indonesia, tetapi juga bergabung dengan kelompok lain.
Dia juga terlibat menyelamatkan orang utan bersama Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo/Borneo Orangutan Survival (BOS).
"Sudah tiga orang hutan yang aku selamatkan bersama BOS. Aku sendiri yang memang menawarkan sebagai sukarelawan. Mereka cukup ketat mengajak public figure untuk kampanye dan melakukan aksi penyelamatan orang hutan. Sejak dua tahun lalu saya mulai dekati karena ingin bergabung dengan BOS, tetapi baru setahun terakhir ini saya diajak terlibat langsung masuk ke hutan melepasliarkan dan melihat pusat rehabilitasi BOS yang di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur," terang Davina ketika ditemui di acara peringatan Hari Orang Utan Sedunia, Minggu (21/8).
Perempuan yang juga aktif sebagai supporter kehormatan WWF Indonesia itu mengatakan menyodorkan diri sebagai sukarelawan karena memang dirinya tidak punya platform untuk kegiatan yang tujuannya menyelamatkan satwa liar.
"Kalau Yayasan Garda Satwa Indonesia, satwa peliharaan rumah di antaranya kucing dan anjing yang telantar. Kalau untuk satwa liar, saya belum punya lembaga sendiri jadi saya ingin membantu dan berkontribusi untuk menyelamatkan mereka," imbuhnya.
Banyaknya kasus penyiksaan terhadap hewan dan eksploitasi yang dilakukan manusia terhadap alam sehingga mengancam habitat asli orang utan membuatnya miris sehingga dia tergerak mendedikasikan diri sebagai aktivias dalam penyelamatan satwa.
"Saya ingin menjadikan diri sebagai tentara untuk membela satwa karena mereka tidak bisa membela diri mereka. Mereka tidak bisa bicara hak hidupnya diambil, habitat mereka dieksploitasi oleh manusia seolah-olah keberadaan mereka tidak penting. Justru mereka tidak pernah mengganggu manusia, justru mereka penyeimbang ekosistem. Namun, manusia menguras habis kekayaan alam, tempat hidup mereka," ungkap dia.
Menurutnya, sudah saatnya, industri juga memperhatikan aspek keberlanjutan karena terganggunya ekosistem dapat membahayakan habitat satwa liar.
Tidak bisa ditampik bahwa semua kebutuhan manusia, ujar Davina, disediakan oleh alam, tetapi tidak lantas membuat manusia untuk terus-menerus mengeksploitasi alam tanpa memikirkan dampaknya.
Tidak konsumsi daging
Perempuan lulusan Fakultas Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan itu menuturkan sudah lima tahun dia tidak mengonsumsi daging.
Davina menyebut dua alasan.
Pertama, dia merasa kasihan dan tidak tega mengonsumsi daging hewan, kecuali ikan.
"Setelah ini aku mau vegan yang makanannya sama sekali tidak ada animal product, termasuk olahan susu," ucapnya.
Kedua, sambungnya, karena faktor lingkungan.
Pasalnya, peternakan sebagai salah satu penyumbang kontribusi pemanasan global.
"Sapi-sapi didatangkan dari luar negeri, bagaimana emisi karbonnya, bagaimana mereka diternakan, harus membuka lahan untuk peternakan mereka, jadi semua saling berkaitan," pungkas Davina. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved