Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

Sha Ine Febriyanti Porsi Seni Perlu Ditingkatkan

Indriyani Astuti
21/7/2017 07:30
Sha Ine Febriyanti Porsi Seni Perlu Ditingkatkan
(MI/ARYA MANGGALA)

AKTRIS sekaligus pemain teater Sha Ine Febriyanti, 41, menganggap seni menjadi elemen penting bagi pendidikan. Penguatan karakter, menurutnya, tidak bisa dipisahkan dari kesenian. Ia pun memutuskan terjun langsung dan turut mendukung pemerintah dalam upaya peningkatan pendidikan seni di sekolah-sekolah. "Seni satu elemen penting bagi pendidikan. Anak-anak akan mudah belajar melalui seni. Pendekatan belajar melalui seni sudah diaplikasikan di negara maju. Di Jepang, contohnya, selalu ada auditorium yang lengkap karena memang mereka paham sekali seni penting bagi pendidikan. Kalau di Indonesia kayaknya seni porsi belajarnya kecil sekali," terang perempuan yang pernah menerima beasiswa Asian Film Academy di Busan, Korea Selatan, itu.

Dia pun senang dengan adanya keinginan pemerintah untuk menggalakkan kembali kesenian bagi murid-murid sekolah. Dengan demikian, seni tidak lagi diartikan hanya sebatas retorika. Ine menjadi salah satu pekerja seni yang dilibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam program penguatan pendidikan karakter melalui Gerakan Seniman Masuk Sekolah. Ine juga ikut terlibat menjadi salah satu pembicara dalam beberapa workshop terkait dengan kesenian yang diselenggarakan mendikbud.
"Aku senang dengan adanya workshop ini kita mulai sadar seni memang harus diajarkan dari usia sedini mungkin. Keterlibatan aku saya mungkin satu penggiat seniman yang diminta untuk mendukung kegiatan ini," tutur perempuan yang pernah meraih penghargaan sebagai nomine pemeran utama wanita terbaik dari Usmar Ismail Awards 2016 untuk karakter Nay dalam film berjudul sama itu.

Karena pentingnya seni dalam pendidikan, dia bercerita di rumah dirinya punya sanggar seni. Kegiatan rutin setiap pekan di sanggar tersebut ialah mengajari anak-anak bermain teater. "Awalnya mereka malu-malu lama-kelamaan dampaknya pada prestasi akademik di sekolah mereka jadi lebih bagus belajarnya. Dari seni anak-anak lebih terbuka dan percaya diri," ucapnya.

Dukung minat anak
Menurut Ine, kegiatan di sekolah tidak lepas dari dukungan para guru. Guru, ujar dia, harus paham bakat dan minat anak didik. Diakuinya, mendidik anak yang sulit bagi pengajar ialah memberikan keleluasaan bagi mereka. Salah satu konsekuensi, misalnya, kelas menjadi ribut dan tidak tertib. Padahal, menurutnya, di sana anak-anak sedang belajar mandiri dan belajar hal lain. "Anakku sekolah masuk sekolah alam. Ada pilihan-pilihan, cara belajar anak-anak kan berbeda-beda. Ada yang cepat menyerap ilmu dengan cara belajar yang enggak bisa diam beraktivitas. Guru harus paham itu."

Dia sadar yang perlu dilakukan orangtua dan guru ialah mendukung kegiatan yang disenangi anak. Yang harus ditekankan ialah ketika anak-anak menyenangi sesuatu atau suka akan satu hal, orangtua jangan mengabaikan. "Karena dari sana akan terbuka katup-katup yang lain. Kalau suka sesuatu, teruskan dan konsisten. Pasti di kemudian hari dia akan menjadi ahli di bidang itu kalau terus mengasah kemampuannya terus menerus dengan belajar. Nanti akan intuisi yang muncul," tutup ibu Aisha Nurra Datau, Zeyn Arsa Datau, dan Amanina Aliyya Sahata itu. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya