Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Petugas Sediakan Layanan Konsultasi Menstruasi Bagi Jemaah Haji

Indriyani Astuti
12/7/2019 13:45
Petugas Sediakan Layanan Konsultasi Menstruasi Bagi Jemaah Haji
Ilustrasi--Jemaah perempuan dengan tertib menunggu di depan pintu tiga Masjid Nabawi Madinah, untuk menuju makam Nabi Muhammad SAW.(MI/Siswantini Suryandari )

PROBLE menstruasi yang terjadi saat musim haji menjadi kekhawatiran banyak muslimah.  Padahal, sesungguhnya kondisi tersebut dapat dikendalikan. Hal itu dikatakan dokter spesialis kebidanan yang juga anggota Tim Promotif Preventif 2019.Mona.

Jemaah haji perempuan yang berada pada usia reproduksi bisa mengatur jumlah hormon dalam tubuhnya dengan bantuan obat-obatan tertentu.

Pengaturan bertujuan untuk mengatur hormonal sehingga siklus menstruasi bisa disesuaikan dengan waktu ibadah yang diinginkan.

“Jadi pada jemaah wanita yang usia reproduksi yang berusaha mengatur siklus haidnya agar pada waktu ibadah wajib itu tidak mengalami menstruasi, jemaah bisa mengaturnya dengan memajukan atau memundurkan siklus haidnya,” ujar Mona melalui siaran pers resmi Kementerian Kesehatan, Jumat (12/7).

Ia menyarankan jemaah haji perempuan yang akan mengontrol siklus haid bisa dengan melakukan rekayasa hormonal.

Baca juga: Jemaah Haji Diimbau Tetap Waspada Saat Beribadah

Itu dilakukan dengan pemakaian obat-obatan yang mengandung hormon seperti pil kontrasepsi. Pil kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan/atau progesteron dengan dosis tertentu.

Namun, ia menekankan penggunaan pil kontrasepsi tersebut tidak bisa sembarangan. Harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter, baik saat di Indonesia maupun ketika sudah sampai di Arab Saudi.

Pada beberapa orang, pemakaian pil kontrasepsi memiliki efek samping seperti sakit kepala dan mual. Jika hal itu terjadi, bisa diatasi dengan mengganti kombinasi yang berisi hormon lain. Bisa juga dengan metode kontrasepsi lainnya seperti suntik.

“Untuk kapan digunakan obat itu, kapan dia pakai itu, sudah harus dikonsultasikan dengan dokter yang bertugas untuk memantau kapan waktu haidnya. Jadi pada waktu wukuf nanti sudah diprediksi, oh saya tidak akan haid pada waktu nanti,” terang Mona.

Mona pun memberikan tips bagi para jemaah haji perempuan yang akan mencoba metode kontrasepsi saat berhaji atau umroh.

Pertama, ketahui waktu siklus haid, sehingga bisa mengetahui dan menghitung tanggalnya apakah akan dimajukan atau dimundurkan.

Kedua, kontrasepsi dengan kandungan hormon progesteron digunakan dua minggu sebelum waktu siklus haid berikutnya.

Apabila menggunakan yang mengandung hormon kombinasi (progesteron dan estrogen) bisa diminum di hari kedua sampai kelima siklus haid.

Berikutnya, ia mengatakan ada alternatif selain penggunaan pil, yaitu kontrasepsi jenis suntik. Ada dua pilihan yang tersedia, suntikan untuk jangka waktu 4 minggu atau 12 minggu.

Terakhir, konsumsi pil harus teratur waktunya, karena jika tidak maka bisa terjadi gangguan seperti keluar flek atau pendarahan. Bahkan bisa berpotensi gagal, terjadi menstruasi.

Mona mencontohkan kalau pil harus diminum sehari dua kali, pembagiannya harus konsisten setiap 12 jam sekali minum satu pil.

Jika konsumsi pertama pukul 7.00, pil kedua harus diminum pukul 19.00, jangan sampai terlambat.

Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka, penyediaan layanan dokter spesialis kebidanan ini salah satu upaya peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi bagi jemaah haji perempuan. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya