Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

09/7/2019 09:30

Car Free Day Dago Disemarakkan Pawai Walk For Peace

BERBEDA dengan biasanya, car free day (hari bebas kendaraan bermotor/HBKB) Dago kali ini dimeriahkan dengan pawai bertema Walk For Peace oleh AIESEC BandungxUnpad Global Village. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Budaya Global Village Summer 2019 yang akan diselenggarakan pada Minggu (14/7) di Trans Studio Mall, Bandung.

Kegiatan Walk For Peace ini memiliki tujuan utama untuk menyebarkan kampanye #toleranceUniteUs.

Dengan cara melakukan sosialisasi kepada khalayak dalam usaha untuk meningkatkan kesadaran mengenai perbedaan yang ada di masyarakat.

Dengan kegiatan tersebut diharapkan ke depannya masyarakat dapat lebih menerima perbedaan yang ada, serta menjadi edukasi mengenai nilai toleransi antarbudaya yang berbeda.

Walk for peace sendiri merujuk pada SDG's (Sustainable Development Goals) yang dicanangkan PBB, khususnya pada poin ke-16 tentang 'peace, justice, and strong institution', yaitu di mana masyarakat heterogen dapat hidup berdampingan dengan damai dan adil.

Pawai dimulai dengan seluruh peserta berjalan dari titik satu ke titik lain sambil menyanyikan yel-yel pembangkit semangat. Peserta yang mengikuti pawaipun beragam, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pekerja kantoran.

Tidak hanya berbeda usia, peserta pun berasal dari berbagai negara. Terdapat lebih dari 70 peserta pawai dengan 20 di antara mereka merupakan pelajar asing yang berasal dari 10 negara berbeda.  

Selain sosialisasi perdamaian, peserta Walk For Peace juga ikut serta meramaikan suasana HBKB dengan menampilkan tarian role dance yang diikuti oleh seluruh peserta pawai dan juga masyarakat. Role Dance merupakan tradisi AIESEC di mana seluruh peserta diwajibkan untuk menari bersama dalam suatu irama lagu.

"Walk4Peace yang dilakukan di HBKB Dago Bandung ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga Bandung khususnya pemuda bagaimana pentingnya menghargai dan merangkul perbedaan yang ada. Kami berharap perbedaan bukan menjadi alat untuk memecah belah akan tetapi menjadikan kita sebagai warga dunia yang lebih peduli dengan satu sama lain," jelas supervisor acara, Nadine Antariksa.

Kegiatan ini direspons dengan baik oleh masyarakat Bandung yang mengikuti HBKB. Terlihat oleh besarnya antusiasme yang diberikan. Dengan besarnya antusiasme yang terlihat dari masyarakat lokaL diharapkan tujuan pawai ini dapat tersampaikan dan masyarakat dapat lebih mengerti mengenai pentingnya menghargai perbedaan. (RO/X-15)

Baca Juga