Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
LANGIT seperti tidak pernah kelabu jika kami memandang Masjid Saint Petersburg. Berdiri di pusat Kota Saint Petersburg, Rusia, kubah utama masjid maupun kubah-kubah menaranya memang dibuat dengan warna biru langit yang cerah.
Jika bukan mirip langit, warna birunya juga mengingatkan kami pada aliran air yang jernih. Terlebih jika kami memandang dari lebih dekat dan mendapati tekstur kubah itu bergelombang. Tiap ruas gelombangnya dibentuk dari susunan mosaik keramik dengan motif campuran geometris dan lengkung-lengkung indah.
Mosaik biru yang sama juga menghias pintu utama masjid hingga langit-langit. Tidak mengherankan jika masjid dengan tinggi total 49 meter dan dapat menampung 5.000 orang itu dikenal juga sebagai Masjid Biru.
Bukan hanya soal arsitektur, masjid ini nyatanya juga menyimpan kisah kebangkitan yang unik yang mencakup campur tangan Indonesia di sana. Campur tangan itu dibuat bapak bangsa kita, Soekarno.
Selesai dibangun pada 1921 untuk memperingati 25 tahun takhta Abdul Ahat Khan di Bukhara, masjid itu terbengkalai sebagai gudang pada era akhir era 1940-an hingga pertengahan 1950-an.
Pada 1956, Soekarno yang berkesempatan mengunjungi Saint Petersburg terenyuh melihat kondisi bangunan itu. Soekarno pun mencari tahu dan kegundahan makin melanda pikirannya ketika menyadari kebesaran arti bangunan itu.
Ia pun menyinggung hal tersebut kepada Presiden Uni Soviet Nikita Kruschev pada sebuah jamuan kenegaraan di Kremlin. Tidak hanya berharap Kruschev dapat memfungsikan kembali masjid bernama asli Jamul Muslimin tersebut, ia juga berharap agar dapat digunakan untuk beribadah bagi umat Islam di Petersburg.
Permintaan Soekarno itu seperti mustahil dikabulkan pemerintah Soviet yang tegas menerapkan Marxisme dalam bernegara. Namun, anehnya, 10 hari setelah ia pulang ke Indonesia, secara mengejutkan keluar perintah resmi dari Kremlin untuk memfungsikan kembali masjid yang sering dijuluki sebagai Masjid Biru tersebut. Bahkan, mengembalikan masjid itu kepada umat muslim tanpa syarat apa pun.
Hal ini membuat umat muslim Petersburg terkejut dan seakan tak percaya atas apa yang telah terjadi. Sejarah inilah yang kemudian menjadi sebuah kenangan manis yang abadi bagi muslim Petersburg hingga saat ini. Orang yang mengetahui sejarahnya lebih sering menyebut masjid ini dengan julukan Masjid Soekarno.
Kharisma Bung Karno berhasil meluluhkan kebijakan sebuah pemerintahan komunis yang dengan tegas melarang kegiatan keagamaan. Kini, Petersburg dikenal sebagai salah satu kota di Rusia yang sangat toleran terhadap kehidupan beragama. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved