Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Jaga Stok di Tengah Mahalnya Kedelai

Fetry Wuryasti
11/1/2021 05:20
Jaga Stok di Tengah Mahalnya Kedelai
PRODUKSI OLAHAN KEDELAI LOKAL: Perajin membuat tempe berbahan kedelai lokal di industri rumahan "iniTempe Bali", Badung, Bali,(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.)

KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) langsung mengambil sejumlah langkah guna meredam keresahan masyarakat lantaran kelangkaan tahu-tempe dalam tiga hari di awal tahun ini. Sekalipun kini sudah kembali muncul di pasaran, harganya sudah naik.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan hal itu berawal dari berkurangnya volume impor kedelai dari Amerika Serikat yang selama ini diandalkan para perajin menjadi bahan baku tahu-tempe. Jatah impor Indonesia berkurang karena kedelai asal 'Negeri Paman Sam' tengah diborong besar-besaran oleh Tiongkok yang industrinya mulai bangkit.

Hal itu pun memicu kenaikan harga kedelai gobal.

Suhanto mengatakan data per Selasa (5/1) dari perwakilan perdagangan RI di Chicago dan Washington, AS, selama satu bulan ini harga kedelai dunia sudah mengalami kenaikan sebesar 9%.

"Pada November 2020, harga per bushel (gantang) hanya US$11,92. Pada hari ini telah mencapai US$12,95 per bushel. Berat satu bushel itu sekitar 27,7 kg," terangnya.

Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar US$461/ton, naik 6% jika dibanding dengan bulan sebelumnya yang tercatat US$435/ton.

Kenaikan harga itu pun berimbas kepada hasil produk kedelai, termasuk tahu-tempe.

"Ini memang semata-mata disebabkan oleh harga kedelai dunia yang begitu tinggi," kata Suhanto.

Kemendag pun langsung berkordinasi dengan importir, Kementerian Pertanian, Gabungan Koperasi Produsen Tahu-Tempe, dan sejumlah asosiasi untuk menstabilkan harga kedelai di dalam negeri.

"Disepakati dalam waktu 100 hari ke depan atau dalam tiga bulan ini akan dilakukan operasi pasar kedelai melalui Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe (Gakoptindo). Diharapkan dengan langkah ini, para perajin tahu-tempe mendapatkan harga bahan baku yang relatif kompetitif," kata Suhanto.

Saat ini, perajin tahu-tempe mendapat harga kedelai Rp8.500 per kg. Harga itu merupakan kesepakatan yang diambil bersama oleh para importir dan produsen tahu-tempe yang sebelumnya sempat melambung hingga Rp9.000 per kg dari sebelumnya Rp6.000-Rp7.000 per kg.

"Kami sampaikan di era pandemi ini, walau harga naik, tetap harus dalam kisaran terjangkau. Jangan kemudian menaikkan harga hingga tidak wajar," kata Suhanto.

 

Stok cukup

Suhanto menambahkan, untuk opsi impor kedelai dari negara lain sangat kecil kemungkinannya karena negara-negara produsen lainnya juga tengah menaikkan harga.

"Bicara soal harga, ketika satu negara menaikkan harga, otomatis negara eksportir kedelai sekitarnya juga akan menaikkan harga produk mereka. Opsi memilih negara asal impor kedelai dibebaskan ke pilihan importir itu sendiri, pemerintah tidak mengatur lokasi dan volumenya," kata Suhanto.

Ia menyarankan para importir mengambil langkah antisipasi karena stok saat ini tidak dapat segera ditambah mengingat harga dunia yang sedang tinggi dan pengapalan yang terbatas.

Stok kedelai di Indonesia, kata Suhanto, saat ini masih cukup. Di gudang-gudang importir, stok kedelai masih ada sekitar 200 ribu ton. Dalam waktu satu-dua minggu ini akan masuk lagi pasokan sekitar 150 ribu ton.

Ia juga menyampaikan, berdasarkan data Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo), saat ini para importir menyediakan stok di gudang sekitar 450.000 ton, sedangkan kebutuhan kedelai di Indonesia sekitar 190-200 ribu ton per bulan.

"Artinya kalau dari sisi ketersediaan, bisa dikatakan cukup," kata Suhanto. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya