Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Ke Mana aja Lo Hari Gini masih Gitu

(Yakub Pryatama/J-2)
16/3/2020 04:45
Ke Mana aja Lo Hari Gini masih Gitu
BPara anggota komunitas Sahabat Rekan Sebaya (SRS) berpose di markas SRS di Simpang Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan.(MI/YAKUB PRYATAMA)

AISAH Dahlan seperti menelan pil pahit saat mengetahui adik kandungnya menjadi korban ganasnya narkoba pada 1997. Sang adik pun dibawa Aisah untuk melakukan rehabilitasi di Rumah Pengasih, Malaysia.

Berangkat dari kasus yang menimpa sang adik, Aisah beserta sang suami, Priyanto, belajar bagaimana cara menangani mantan pencandu narkoba. Aisah pun membentuk komunitas Sahabat Rekan Sebaya (SRS) yang terletak di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, pada 1998.

Menurut Direktur Eksekutif SRS, Rhoma Permana, langkah mulia tersebut membawa komunitas SRS yang berisikan para mantan pengguna narkoba sanggup berkarya dan menjadi diri sendiri.

Saat ini tercatat sekitar 230 anak muda aktif mengikuti kegiatan di SRS. SRS juga membuktikan bahwa anggotanya sanggup melakukan hal-hal positif sebagaimana orang umumnya.

SRS menerapkan tiga standar untuk penanganan pasien yang menjadi anggota. "Programnya di sini detoksifikasi, lalu rehabilitasi, dan terakhir fase after care. Kami memperkenankan teman-teman yang selesai program medis untuk bisa tetap tinggal di lingkungan baru SRS," tutur Rhoma kepada Media Indonesia, Jumat (13/3).

Selain menawarkan penyembuhan secara bertahap, SRS juga menjadi wadah untuk mantan para pengguna kembali merasa hidup. Ya, para anggota akan melakukan aktivitas olahraga setiap harinya dan diajak berpikir kreatif dan inovatif.

SRS memiliki unit-unit usaha, seperti usaha bisnis multimedia, entertainment, event organizer, laundry, perbengkelan, dan peternakan kelinci.

"Divisi entertainment, misalnya. Di situ ada edukasinya. Kami mau memberi seminar-seminar di instansi mana pun untuk membicarakan soal pengenalan dasar bahaya zat-zat narkoba," tuturnya.

Dari SRS banyak muncul pengusaha muda. Selain menjadi pengusaha, para anggota pun turut aktif menggelar konser musik yang telah dibuat sejak 2007 dengan tajuk Orkextra 100 Pecandu. "Masih berjalan sampai sekarang. Februari 2019 kami bikin konser di Bulungan, Jakarta Selatan," tuturnya.

Garap film

Bahkan, para anggota komunitas SRS kini tengah serius menggarap film ketiganya yang berjudul Rehab. Film Rehab merupakan sekuel ketiga dari dua film sebelumnya, yakni Cukup Gue (2008) dan Cukup Gue 2 pada 2015.

"Sementara ini akan tayang antara Juni atau Juli. Kami inginnya bertepatan dengan Hari Narkoba Internasional, paling lambatnya Juli," ujar Rhoma yang juga mantan pemakai narkoba.

Di film ketiganya, SRS ingin menceritakan lebih dalam soal rehabilitasi dari semua aspek. "Kami ingin menceritakan dari sisi keluarganya, korban yang diterapi, karena kita ingin open minded bahwa kayak gini lo di rehab tuh," ucap Rhoma.

SRS sadar narkoba takkan hilang bahkan sampai hari kiamat sekalipun. Apalagi ada beberapa zat yang digunakan untuk kebutuhan medis yang mengandung zat narkoba. Masalah terletak pada penyalahgunaannya.

"Harus lebih banyak mengedukasi soal bahaya narkoba. Kalau kita sudah cerdas Insya Allah selamat, terus terang saya juga mantan pengguna, dulu saya tak tahu juga bahaya, untungnya saya bangkit," ungkapnya.

Mengutip lirik lagu dari Slank yang berjudul Samber Gledek, Rhoma berpesan kepada para pengguna 'ke mana aja lo hari gini masih gitu.'

"Kalau mau pulih, mari bersama-bersama, kalau sendiri susah," tandasnya. (Yakub Pryatama/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya