Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

23 Perusahaan Antre IPO di Bursa Efek

Fetry Wuryasti
17/3/2017 07:42
23 Perusahaan Antre IPO di Bursa Efek
(ANTARA/Muhammad Adimaja)

SEBANYAK 23 perusahaan dalam proses antrean untuk melakukan penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Mereka yang siap melantai di pasar bursa itu terdiri dari 14 perusahaan swasta dan 9 anak perusahaan BUMN.

“Saat ini 14 perusahaan swasta itu sudah diproses di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mereka bergerak di sejumlah bidang, terutama pertambang­an,” sebut Direktur Utama BEI Tito Sulistio, di Gedung BEI Jakarta, Kamis (16/3).

Adapun 9 perusahaan calon emiten sisanya, lanjut dia, hingga kini belum melapor ke OJK maupun BEI. Perusahaan itu diyakini akan melapor dalam waktu dekat.

Lebih jauh Tito menyatakan, pada 2017 ini ditargetkan setidaknya terdapat 35 emiten baru yang mendaftar ke BEI. Saat ini semakin banyak per­usahaan yang ingin menjadi emiten baru di BEI. Kini sekitar 150 perusahaan lain dalam skala yang tidak terlalu besar sedang bergantian untuk mini expose ke pihak BEI.

“Ada sejumlah perusahaan skala kecil yang mau go public. Sebelum itu, mereka harus melakukan mini expose ke kita,” ujar Tito.

Menurut dia, sampai saat ini total sudah ada 536 yang listed di BEI. Namun, dia menegaskan tidak segan-segan untuk men-delisting emiten yang tidak serius dalam menjual saham.

Sementara itu, BEI terus membukukan rekor pencapai­an positif di sepanjang 24 tahun perjalanannya sejak pertama kali swastanisasi dilakukan di 13 Juli 1992 silam.
Salah satu rekor pencapaian positif yang terjadi hari ini ialah capaian kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang masa yang menembus Rp6.012 triliun (setelah dilakukan penyesuaian jumlah saham untuk penghitungan kapitalisasi pasar).

Menurut Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan PT BEI Yulianto Aji Sadono, pencapai­an rekor kapitalisasi pasar tertinggi tersebut membuktikan bahwa perdagangan efek di BEI semakin prospektif dan likuid.

Pencapaian kapitalisasi pasar tertinggi sebelumnya terjadi pada 8 November 2016 yakni sebesar Rp5.918,56 triliun. Dengan pencapaian ini BEI akan terus berupaya untuk menjadi bursa terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang.

Kelebihan permintaan
Sementara itu, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) sudah resmi melantai di BEI. Direktur Independen PT Trimegah Sekuritas Indonesia David Agus mengungkapkan, saham PORT mengalami oversubscribed (kelebihan permintaan) sebanyak 1,3 hingga 1,4 kali selama masa penawaran.

“Permintaan yang masuk saat masa penawaran cukup baik. Sehingga, kami mencatat telah terjadi oversubscribed 1,3-1,4 kali, “ ujar Agus di Gedung BEI, kemarin.
Perseroan menerbitkan sebanyak 576,8 juta saham baru atau sebesar 20,5% dari modalnya setelah IPO. Saham PORT dibuka pada level Rp535 dan langsung menguat ke level Rp640 per saham.

Dengan IPO ini, perusahaan menargetkan mendapat dana segar sebesar Rp308,58 miliar. Dana hasil IPO sebesar 65% digunakan untuk pembayaran seluruh utang perseroan kepada PT Episenta Utama Investasi sebagai salah satu pemegang saham. Adapun sisanya sebesar 35% akan dipergunakan untuk modal kerja. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya