Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

BTPN Raup Laba Bersih Rp1,75 Triliun

22/2/2017 05:20
BTPN Raup Laba Bersih Rp1,75 Triliun
(Ist)

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk meraup laba bersih Rp1,75 triliun sepanjang 2016 atau bertumbuh 3% jika dibandingkan dengan 2015.

Dari perolehan keuntungan itu, BTPN menyalurkan kredit Rp58,6 triliun sepanjang 2016 atau tumbuh 8% (year on year/yoy), sedangkan dana pihak ketiga tumbuh 10% (yoy) menjadi Rp66,2 triliun.

“Asas kehati-hatian tetap terjaga karena rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,79%,” kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng di Jakarta, Selasa (21/2).

Pertumbuhan kredit BTPN antara lain ditopang segmen usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencapai Rp9,3 triliun, atau tumbuh 35% daripada periode yang sama 2015 sebesar Rp6,9 triliun.

“Penopang lainnya ialah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36% (yoy) dari Rp3,7 triliun menjadi Rp5 triliun pada akhir Desember 2016,” kata Jerry.

Melalui Program Daya, sebuah program pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan dan terukur, BTPN membuka kesempatan bagi seluruh nasabah untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Sepanjang Januari 2016–Desember 2016, BTPN telah menyelenggarakan 225.589 pelatihan daya dengan jumlah peserta 1.322.997 nasabah. “Kami juga tengah mengembangkan Program Daya Digital agar aktivitas pendampingan nasabah menjadi lebih luas,” tutur Jerry.

Ia mengatakan selama 2016 BTPN banyak mengeluarkan investasi untuk mengembangkan layanan digital perbankan.

Total, BTPN berinvestasi Rp611 miliar untuk layanan digital atau naik 232% daripada periode sama tahun lalu sebesar Rp184 miliar. “Jika tidak memperhitungkan nilai investasi baru di TI lebih dari Rp600 miliar, sebenarnya laba perseroan mencapai di atas Rp2 triliun,” kilahnya.

Sementara itu, aset BTPN tercatat naik 13% dari Rp81 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp91,4 triliun pada akhir Desember 2016. Pertumbuhan aset itu mendorong rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga pada posisi 25%.

Fungsi intermediasi BTPN didukung pendanaan (funding) yang tumbuh 12% (yoy) dari Rp65,6 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp73,3 triliun pada akhir Desember 2016. Dalam pendanaan tersebut, selain DPK Rp66,2 triliun, terdapat komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp7 triliun. (Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya