Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Bea dan Cukai Tambah Operator Besertifikat

(Ant/E-1)
22/2/2017 02:40
Bea dan Cukai Tambah Operator Besertifikat
(MI/Agung Sastro)

Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengumumkan penambahan jumlah perusahaan yang masuk Operator Ekonomi Besertifikat dari 40 perusahaan pada 2016 menjadi 44 perusahaan dengan 46 sertifikasi hingga Februari 2017. “Operator Ekonomi Besertifikat atau Authorized Economic Operator (AEO) merupakan fasilitas tertinggi DJBC kepada pelaku usaha yang tepercaya dan bereputasi baik sehingga mereka di pelabuhan tidak lagi dilakukan pemeriksaan fisik dan dokumen,” kata Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi dalam Simposium AEO dan Penetapan Mitra Utama (Mita) Kepabeanan di Kantor Pusat DJBC, Jakarta, Selasa (21/2).

Heru menyebutkan tujuan sertifikasi tersebut antara lain mengamankan rantai pasokan logistik dalam perdagangan internasional. AEO, sebagai program hasil inisiatif Organisasi Kepabeanan Dunia (World Customs Organization), telah disepakati, diakui, dan diimplementasikan sekitar 160 negara di dunia, salah satunya Indonesia.
Perusahaan yang memperoleh sertifikasi AEO di antaranya PT Eratex Djaja, PT Sriboga Flour Mill, PT Mega-setia Agung Kimia, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Unilever Oleochemichal Indonesia, PT Anugerah Kertas Utama, dan PT Bentoel Inter-national Investama. “AEO merupakan sertifikat tertinggi yang merujuk ke rekognisi internasional. Harus ada syarat kualitas sehingga tidak semua mendapatkan dengan mudah. Yang sudah mendapatkan juga akan kami evaluasi dan kalau bermasalah bisa dicabut,” ucap Heru.

Ditjen Bea dan Cukai juga telah menetapkan 264 per-usahaan Mitra Utama (Mita) Kepabeanan hingga awal 2017. Mita Kepabeanan ialah importir atau eksportir yang diberi pelayanan khusus di bidang kepabeanan, tapi fasilitasnya tidak sebesar AEO. Di tempat sama, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan, pihaknya berkomitmen memperluas manfaat sertifikasi program AEO dan Mita tersebut. Mardiasmo menginginkan DJBC dapat menyinergikan sertifikasi keduanya dengan upaya mempersingkat waktu bongkar muat peti kemas di pelabuhan.

Menurutnya, kontribusi AEO dan Mita terhadap penurunan waktu bongkar muat bisa mencapai 30%. Saat ini rerata waktu bongkar muat di pelabuhan utama Tanah Air sudah di kisaran 3 hari. Berdasarkan data Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta, perusahaan AEO dan Mita dari segi jumlah importasi berkontribusi sekitar 26,84% atau sekitar 265 ribu kontainer sepanjang 2016. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya