Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

April, Penjualan Minyak Goreng Curah Dilarang

01/2/2017 07:20
April, Penjualan Minyak Goreng Curah Dilarang
(ANTARA)

GABUNGAN Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai penggunaan minyak goreng dalam negeri pada tahun ini bisa meningkat. Itu disebabkan per April 2017, pemerintah akan memberlakukan kewajiban menjual minyak goreng berlabel.

Sekretaris Jenderal Gapki Togar Sitanggang mengatakan peningkatan penggunaan itu disebabkan beralihnya penggunaan minyak goreng curah menjadi minyak goreng kemasan berlabel. Selama ini, sebanyak 70%-80% penjualan minyak goreng dalam negeri didominasi minyak curah yang tidak berlabel.

"Pada 2017 mungkin pembelian dalam negeri akan naik karena April nanti pemerintah katanya tidak akan lagi kasih perpanjangan penjualan minyak curah. Per April, semua minyak goreng harus berlabel dalam kemasan," tutur Togar di Kantor Gapki, Jakarta, Selasa (31/1).

Seluruh minyak goreng, kata dia, wajib dijual dalam kemasan berlabel. Untuk mengantisipasi harga yang mahal, Togar mengatakan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan tengah melakukan persiapan. Industri minyak goreng akan mulai menjual minyak goreng dengan kemasan kecil, yakni 220-250 mililiter (ml).

"Kemasan kecil kayak di gelas plastik itu akan banyak dilihat nanti. Ini untuk mengganti porsi minyak curah yang tinggi," imbuhnya. Sementara itu, melalui keterangan tertulis, Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menyatakan ekspor produk sawit secara keseluruhan pada 2017 diproyeksi akan mencapai 27 juta ton atau mengalami kena-ikan jika dibandingkan dengan 2016 yang tercatat sebesar 25,1 juta ton.

Berdasarkan data Gapki, total ekspor produk sawit tersebut terbagi dalam crude palm oil (CPO) mentah sebanyak 5,5 juta ton, produk refine CPO sebanyak 18 juta to, palm kernel oil (PKO) dan refine PKO sebanyak 1,5 juta ton, biodiesel 500 ribu ton, dan oleo chemical sebanyak 1,5 juta ton.

Pada 2016, ekspor minyak sawit Indonesia untuk CPO dan turunannya mengalami penurunan sebesar 5%. Tercatat pada 2015 ekspor sebesar 26,4 juta ton dan menjadi 25,1 juta ton pada 2016.

Joko mengatakan penurunan ekspor tersebut, selain diakibatkan melemahnya permintaan pasar luar negeri, juga disebabkan penurunan produksi dalam negeri. Tercatat, produksi pada 2016 turun 3% menjadi 34,5 juta ton dari sebelumnya 35,5 juta ton. (Jes/RO/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya