Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KELANJUTAN megaproyek pembangunan pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa I berkapasitas 2x800 megawatt masih tanda tanya. Konsorsium Pertamina, Marubeni Corp, dan Sojitz Corp selaku peserta peringkat pertama tender proyek tersebut masih menunggu keputusan empunya proyek, PT PLN.
VP Corporate Communication PT Pertamina Wianda A Pusponegoro mengatakan pihak konsorsium pada dasarnya sudah siap meneken power purchase agreement (PPA). Namun, mereka masih menunggu PLN melengkapi persyaratan bankability agar bank kreditur (lender) mau mencairkan dana bagi proyek bernilai US$2 miliar itu.
“Lender memberi syarat agar konsorsium bisa me-review sales purchase agreement (SPA) LNG (liquefied natural gas) sebelum menandatangani kontrak PPA dan review diperlukan sekitar 14 hari,” ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (24/1).
Syarat itu, lanjut Wianda, juga dituangkan dalam surat resmi yang dilayangkan konsorsium kepada PLN. Menurutnya, dalam menanggapi surat itu, PLN belum bersedia menyerahkan SPA LNG autentik dan menawarkan SPA LNG lain sebagai referensi.
PLN pun belum menyanggupi tenggat 14 hari untuk kajian. Alhasil, belum ada titik terang soal isu bankability. “Pertamina bersama konsorsium masih menunggu respons PLN selanjutnya untuk memastikan apakah PLTGU Jawa I berlanjut atau tidak,” tandas Wianda.
Di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/1), Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengemukakan molornya penandatanganan PPA disebabkan ada perbedaan penghitungan antara pihaknya dan pihak konsorsium.
Ia menjelaskan saat ini konsorsium Pertamina masih berstatus first rank bidder atau pihak dengan penawaran termurah. “Setelah konsorsium melakukan penghitungan investasi, ternyata ada perbedaan. Kami minta model penghitungan dibahas kembali.”
Soal persyaratan untuk bankability, ia mengklaim PLN sudah memberi jaminan dengan memastikan suplai LNG PLTGU Jawa I. “PLN sudah mengajukan komitmen pembelian gas Tangguh 16 kargo khusus untuk PLTGU Jawa I,” terang Supangkat.
Sementara itu, dilansir Metrotvnews.com, Selasa (24/1), Supangkat mengatakan pihaknya memberi kelonggaran waktu penandatanganan PPA PLTGU Jawa I yang seharusnya sudah diteken Senin (23/1). “Ini niat baik kita untuk bersepakat. PLN kasih waktu itu dan diberi waktu 45 hari ditambah lima hari.”
Mandiri kucurkan Rp25,5 T
Di lain hal, Hingga akhir 2016, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit, baik secara bilateral maupun sindikasi, sebesar Rp25,5 triliun atau 3,6% dari total keseluruhan portofolio kredit. Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan dukungan pembiayaan itu merupakan salah satu upaya perseroan dalam mendukung program pembangunan infrastruktur dasar sekaligus mendorong pembangunan dan pemerataan ekonomi di Tanah Air.
“Kami menyadari kebutuhan investasi untuk pengembangan sektor kelistrikan sangat besar, baik oleh PLN maupun Independent Power Producer (IPP). Oleh karena itu, kami ingin meningkatkan peran aktif, terutama dalam mendukung pembiayaan ke sektor kelistrikan untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi Indonesia,” kata Rohan melalui siaran pers, Selasa (24/1).
Jumlah itu, lanjut Rohan, termasuk penyaluran pembiayaan Bank Mandiri ke proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt, yang membutuhkan investasi per tahun mencapai Rp225 triliun selama periode 2015–2019. (Pra/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved