Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
PT Dirgantara Indonesia persero (PT DI) tengah mendesain produk pesawat baru. Produk pesawat bernama CN-245 tersebut ditargetkan bisa terbang pada 2018.
“Sampai saat ini masih dalam tahap desain, tetapi kita targetkan 2018 bisa terbang,” ujar Direktur Utama PT DI Budi Santoso, di Kementerian BUMN, Selasa (24/1).
Kendati masih dalam tahap desain, Budi optimistis pesawat itu sudah bisa terbang pada tahun depan. Itu disebabkan 80% model dan komponen tidak jauh berbeda dengan pesawat CN-235 pendahulunya. Hanya, nantinya perbedaan akan terdapat di ekor pesawat.
Saat ini PT DI juga tengah mengajukan proposal kerja sama dengan Airbus mengingat desain pesawat jenis CN merupakan produk hasil kerja sama dengan perusahaan asal Eropa itu. Budi mengaku Airbus sudah setuju mengenai produksi varian baru dari CN tersebut.
“Jadi tidak terlalu lama, makanya kita kerja sama dengan Airbus, jadi kita yang desain, nanti dibantu Airbus yang apply sertifikasi di EASA (European Aviation Safety Agency),” ujar Budi.
Budi menjelaskan CN-245 akan memiliki kapasitas yang lebih banyak dari generasi sebelumnya CN-235, yaitu 50 penumpang. Sesuai dengan jumlah penumpang, pesawat ini nantinya dipasarkan untuk penerbangan komersial. Dengan kapasitas 50 penumpang, pesawat ini akan menjadi saingan ATR-42 yang juga memiliki kapasitas sama. Hanya, CN-245 ini masih di bawah ATR-72 yang memiliki kapasitas 60-70 penumpang.
Saat ini, Budi menuturkan pesawat-pesawatnya sebagian besar dibeli untuk keperluan pemerintahan bila dibandingkan dengan swasta, porsinya masih 90% berbanding 10%.
“Kalau untuk keperluan pemerintahan itu biasanya kegunaan paling penting, tapi kalau swasta itu harga paling penting,” kata dia.
Selain itu, lanjut dia, negara-negara yang paling banyak memesan pesawat-pesawat PT DI tersebut yaitu dari Timur Tengah dan Afrika.
“Itu pasar-pasar baru karena bisa dibilang dulu Afrika belum bisa beli pesawat baru, sekarang sudah bisa,” kata dia.
Budi mengatakan salah satu kelebihan dari pesawat yang diproduksinya yaitu bisa dimodifikasi sesuai dengan pesanan, terutama untuk VVIP.
Tunggu izin
Sementara itu, seusai menghadap menteri BUMN, Dirut PT Garuda Arif Wibowo mengatakan upaya Garuda melebarkan sayap untuk terbang ke Amerika Serikat (AS) masih terhambat di Otoritas Penerbangan Sipil Jepang.
“Kita masih melanjutkan studi. Menunggu apakah Jepang memberikan Hak Angkut ke-5. Jadi, kalau Pak Presiden (Joko Widodo) sudah melanjutkan hal tersebut, kita follow up,” ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (24/1).
Menurut dia, upaya untuk mendapatkan hak itu merupakan kerja sama antarpemerintah. “Yang mengajukan itu Kementerian Perhubungan atas permintaan Garuda,” terangnya.
Garuda mengajukan penerbangan tujuh kali sepekan untuk rute Jakarta-Los Angeles, dengan transit di Tokyo. Adapun izin yang dipinta adalah untuk mengangkut penumpang dari Jepang ke AS.
Di lain hal, tahun ini, Garuda menargetkan penghematan biaya sampai US$200 juta lewat fleet cost (armada kapal.) dan overhead cost. Pada 2016 lalu mereka melakukan efisiensi sekitar US$170 juta. (Ant/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved