Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Kelebihan Pasokan Jagung Diantisipasi

19/1/2017 07:10
Kelebihan Pasokan Jagung Diantisipasi
(ANTARA)

PEMERINTAH memprediksi produksi jagung pada masa panen Maret-April akan mencapai 12 juta ton, naik dari capaian tahun lalu pada periode sama yakni 10 juta ton.

Bila jumlah itu terpenuhi, berarti produksi jagung di Indonesia akan mengalami kelebihan pasokan (oversupply).

Kebutuhan jagung di Tanah Air, baik untuk konsumsi maupun pakan ternak, hanya 14 juta ton per tahun atau sekitar 1,2 juta ton per bulan.

"Saya khawatir kondisi oversupply jagung akan terjadi tahun ini," sebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (18/1).

Menurut dia, kenaikan produksi jagung terjadi hampir di semua sentra produksi seperti Gorontalo, Dompu, Bima, Sumbawa, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur.

Bahkan, lanjut dia, terdapat satu daerah yang produksinya meningkat hingga 40%. Hal itu, sambung dia, perlu antisipasi lebih awal.

Sebagai langkah antisipasi, Kementan, ucap Amran, mengajak perusahaan-perusahaan pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) untuk membantu melakukan penyerapan dan penyimpanan produksi langsung dari petani.

Pemerintah sedianya telah melakukan kerja sama dengan GPMT sejak September tahun lalu untuk memastikan produksi jagung petani dapat diserap pabrik pakan dengan harga acuan pembelian yang telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 21 Tahun 2016, yakni Rp3.150 per kilogram dengan kadar air 15%.

Dalam kerja sama itu, GPMT juga diminta melakukan pengawasan dan pembimbingan terhadap para petani lokal sehingga produksi di dalam negeri bisa lebih maksimal dan potensi importasi bisa ditekan.

Sekretaris Jenderal GPMT Desianto Budi Utomo mengatakan pihaknya siap menyerap hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yang mencapai 8 juta ton per tahun.

"Kami membantu pemerintah dalam mengantisipasi adanya oversupply," ujar Desianto.

Ia mengungkapkan pihaknya telah membangun gudang serta pengering di berbagai tempat di seluruh Tanah Air.

"Ada beberapa gudang baru, seperti milik Vasham di Lampung dengan kapasitas 12 ribu ton. Pengering dengan kapasitas 400-800 ton per hari, dan sebagainya," ujar Desianto. (Pra/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya