Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PT Pertamina (persero) dan PT Kereta Api Indonesia (persero) (KAI) bekerja sama memulai uji coba penggunaan gas alam cair (LNG) sebagai bahan bakar kereta pembangkit listrik untuk kebutuhan gerbong. Nantinya kereta itu memiliki dua pasokan bahan bakar, yaitu LNG dan solar, untuk penggerak lokomotif.
Uji coba itu dilakukan dari Stasiun Hall, Bandung, dengan menggunakan kereta Argo Parahyangan tujuan Stasiun Gambir, Jakarta.
"Tujuan utama ialah untuk pemenuhan bahan bakar ramah lingkungan. Dari uji coba komersial menunjukkan begitu berpotensi menghasilkan penghematan," papar Senior Vice President Engineering Operation and Technology Pertamina Tanudji saat uji coba tersebut di Stasiun Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/12).
Pihaknya pun berencana memakaikan LNG bagi moda transportasi lain yang me-nempuh rute jauh seperti truk logistik dan bus antarkota antarprovinsi. Sebelumnya, uji coba kereta berbahan bakar LNG secara statis pada Mei 2016 dan uji coba dinamis telah dilakukan pada Oktober 2016 di Balai Yasa Yogyakarta.
Pertamina memproyeksikan penggunaan LNG pada kereta api akan memberi penghematan belanja bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp84,5 miliar per tahun. Penggunaan LNG bisa mengurangi 80% konsumsi solar pada mesin diesiel. Penggunaan LNG ini masih untuk pembangkit listrik di seluruh satu rangkaian kereta api. Sementara itu bahan bakar lokomotif sebagai penggerak gerbong masih menggunakan solar. "Untuk penggunaan LNG di lokomotif, KAI dan Pertamina akan memulai riset pada Maret 2017," kata Tanudji.
Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani dalam siaran pers mengatakan program diversifikasi BBM ke sektor gas (LNG) pada sektor transportasi, khususnya kereta api, merupakan dukungan terhadap program peningkatan keta-hanan energi dan konservasi lingkungan hidup.
"Selain sejalan dengan UU 30/2007 tentang Energi, diversifikasi BBM ke gas juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah 79/2014 yang menargetkan bauran energi di 2025 ialah 22% penggunaan gas, dan minyak bumi turun dari 46% menjadi 25%," ujarnya.
Terus bertambah
Di kesempatan yang sama, Corporate Deputy Director of Technical Engineering and Rolling Stock Assets PT KAI Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan sepanjang 2015 KAI telah memakai 190 juta liter solar. "Mungkin di 2016 juga akan sama besarnya. Dengan LNG kami harapkan menghemat BBM dan juga ramah lingkungan," ujar Dwiyana.
Saat ini, imbuhnya, baru satu gerbong yang menggunakan LNG sebagai pembangkit. Di tahap berikutnya KAI akan menambah tiga kereta pembangkit LNG dalam satu rangkaian kereta pada Maret 2017. "Januari 2017 kami akan evaluasi. Jika itu memuaskan, kami tambah satu lagi pada Febuari dan diharapkan Maret kita akan bisa tambah tiga unit," ujarnya.
Dari evaluasi itu pihaknya akan memperhitungkan aspek keekonomiannya. "Dari aspek teknis, memadukan solar dan LNG terbukti bisa. Dari aspek keselamatan, kami menjamin sangat aman dan sudah teruji. Selanjutnya kami akan evaluasi aspek keekonomiannya. Kami perkirakan menghemat miliaran rupiah dengan LNG ini," tandasnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved