Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
PEMERINTAH menerbitkan surat utang negara (SUN) berdenominasi (global bond) US$3,5 miliar atau sekitar Rp46 triliun yang transaksinya telah dilakukan pada 1 Desember 2016.
Hal itu merupakan penarikan utang di tahun sebelumnya untuk membiayai kebutuhan anggaran di awal 2017 (prefunding).
Direktur Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan dengan prefunding kali ini, pemerintah berhasil mengamankan dan menjamin arus kas untuk belanja Januari 2017 sebagai antisipasi bila sisa anggaran lebih (SAL) dan penerimaan pajak belum mencukupi pada periode Januari.
"Ini bukan untuk menutup kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, melainkan untuk prefunding 2017," kata Robert, di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/12).
Robert menjelaskan penerbitan valas ini cukup untuk pembiayaan awal tahun sehingga pemerintah sepertinya tak akan menerbitkan SUN berdenominasi di domestik.
"Enggak ambil domestik karena likuiditas kita lagi ketat."
Menurut Robert, skema prefunding sudah dilakukan selama dua tahun berturut-turut untuk menyiasati seretnya penerimaan di kuartal awal yang berdampak belanja lambat terserap.
Bedanya, tahun ini animo investor global semakin tinggi hingga bagi hasil (yield bond) saat penentuan harga (pricing) pun lebih rendah daripada yang ditawarkan.
"Order book yang tinggi hingga US$13 miliar menunjukkan kepercayaan dan sentimen positif investor pada prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan tingkat inflasi yang terkendali," jelas Robert.
Dalam penerbitan global bond kali ini pemerintah menawarkan tiga seri bond, yakni RI0122 bertenor 5 tahun, RI0127 bertenor 10 tahun, dan RI0147 bertenor 30 tahun, yang semuanya kelebihan permintaan (oversubscribe).
"Biasanya kami terbitkan 10 tahun dan 30 tahun, tetapi melihat ada guncangan di pasar keuangan, kami menawarkan lima tahun untuk attract investor karena kalau ada guncangan biasanya mereka lari ke instrumen jangka pendek," ulasnya.
Robert juga memastikan pemerintah akan kembali secara rutin melakukan penerbitan SUN, termasuk obligasi valas lainnya pada semester I-2017, untuk mengantisipasi kecenderungan naiknya tingkat suku bunga.
Menurut Direktur Strategis dan Portofolio Utang Kemenkeu Schneider Siahaan, pemerintah akan segera merilis surat utang berdenominasi valas euro bond dan samurai bond tahun depan.
Pemerintah memanfaatkan momentum quantitative easing yang diterapkan European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan (BoJ) yang membuat kupon yang dipatuk lebih murah lantaran bunga acuan setempat 0%.
"Pertimbangan kami euro masih akan lebih bagus, European Central Bank masih maintain quantitative easing. Jepang juga masih easing. Jadi, kami masih optimistis di dua market itu," jelas Schneider.
Kepercayaan investor
Ekonom Bank Permata Josua Pardede berpendapat tingginya minat investor global terhadap surat utang pemerintah merupakan bukti kepercayaan yang tinggi dari investor.
Kepercayaan itu juga membuktikan fundamen perekonomian nasional yang terbilang kukuh meski diguncang tekanan global.
"Dari total penawaran yang masuk sekitar US$12miliar, pemerintah akhirnya menerbitkan global bond sebesar US$3,5 miliar. Tingginya minat investor asing pada SUN valas indonesia di tengah ketidakpastian pasar obligasi global terkait dengan rencana kenaikan suku bunga AS berarti menunjukkan investor sangat yakin dengan fundamen ekonomi Indonesia dalam jangka panjang," ujar Joshua melalui pesan singkat, kemarin.
Joshua berharap prefunding tersebut dapat mempercepat penyerapan belanja pemerintah pada semester I tahun depan khususnya belanja modal atau belanja infrastruktur atau belanja produktif lainnya.
(Ant/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved