Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Waka MPR Ibas Ajak Generasi Muda Jadi Pelaku Utama Ekonomi Masa Depan

Rahmatul Fajri
28/8/2025 15:47
Waka MPR Ibas Ajak Generasi Muda Jadi Pelaku Utama Ekonomi Masa Depan
Ilustrasi(Dok Pribadi)

WAKIL Ketua MPR RI sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), mengajak generasi muda Indonesia menjadi pelaku utama dalam ekonomi masa depan yang berakar pada budaya, sejarah, dan identitas bangsa. Hal itu ia sampaikan dalam forum diskusi kebangsaan bertajuk Borobudur Culturepreneur: Penguatan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya dan Sejarah yang digelar di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Ibas yang merupakan Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin itu menyampaikan tiga pesan utama sebagai pemantik diskusi dan arah strategis pembangunan ekonomi kreatif nasional. Pertama, ia mengatakan budaya adalah fondasi ekonomi berkelanjutan. Menurut Ibas, budaya bukanlah hambatan kemajuan, melainkan kekuatan identitas bangsa yang dapat menjadi pembeda di pasar global.

“Budaya adalah bentuk paling tua dari keberlanjutan, diwariskan lintas generasi. Di era digital, budaya bisa menjadi komoditas berharga, seperti batik, wayang, musik, dan kuliner. Jika diolah kreatif, budaya jadi sumber penghidupan dan kebanggaan. Negara yang kuat punya cerita, cerita tentang siapa dirinya,” kata Ibas, melalui keterangannya, Kamis (28/8).

Ibas mengatakan generasi muda harus menjadi pelaku, bukan penonton. Ibas menekankan pentingnya peran anak muda sebagai culturepreneur atau pengusaha kreatif yang menjual nilai, cerita, dan jati diri bangsa.

“Anak muda Indonesia punya koneksi global, akses digital, dan semangat inovatif. Jangan hanya menjadi konsumen budaya luar, tapi jadi produsen budaya bangsa sendiri. Kreativitas yang besar adalah menjadi modern tanpa meninggalkan akar lokal,” tuturnya.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang dinamis dan inklusif.

“Pemerintah sebagai fasilitator, dunia usaha sebagai akselerator, akademisi sebagai peneliti, komunitas sebagai penggerak, dan generasi muda sebagai inovator. Kreativitas lahir dari pertemuan gagasan, kemajuan dari kolaborasi,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi dan profesi dalam mengembangkan potensi lokal. Menurutnya, produk-produk kreatif Indonesia perlu tidak hanya berdaya jual, tetapi juga berdaya nilai, agar mampu bersaing di level global.

Lebih lanjut, Ibas mengajak seluruh peserta forum untuk terus berkarya dengan hati, menjaga warisan leluhur, dan menjadikan budaya sebagai wajah peradaban Indonesia di panggung dunia.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu siapa dirinya, dan berani menjadikan budayanya sebagai wajah dunianya,” pungkasnya. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya