Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang periode Januari hingga Juni 2025, nilai ekspor Indonesia mencapai US$135,41 miliar. Angka itu meningkat 7,70% dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Nilai ekspor migas tercatat senilai US$7,03 miliar atau turun 11,04%. Nilai ekspor nonmigas tercatat naik sebesar 8,96% dengan nilai US$128,39 miliar.
Peningkatan nilai ekspor nonmigas secara kumulatif terjadi di sektor industri pengolahan dan sektor pertanian.
“Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor nonmigas pada Januari hingga Juni 2025 dengan andil sebesar 12,16%,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/8).
Dilihat menurut negara dan kawasan tujuan utama ekspor, nilai ekspor nonmigas ke Tiongkok tercatat sebesar US$29,31 miliar atau naik sebesar 8,37% dibandingkan dengan Januari hingga Juni 2024.
Jika dibandingkan secara kumulatif dengan periode yang sama tahun lalu, pada Januari hingga Juni 2025 ini, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat, ASEAN, dan Uni Eropa mengalami peningkatan. Sementara ke India mengalami penurunan.
Peningkatan nilai ekspor Juni 2025 secara tahunan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor nonmigas, yaitu untuk komoditas biji logam, perak, dan abu (HS 26) yang naik 3.736,49% dengan andil 3,09%.
Sementara itu, total ekspor nonmigas pada Juni 2025 sebesar US$22,33 miliar. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar US$0,59 miliar.
Kemudian sektor pertambangan dan lainnya berkontribusi sebesar US$2,74 miliar dan sektor industri pengolahan berkontribusi sebesar US$19,00 miliar. Secara tahunan, sektor pertanian dan industri pengolahan mengalami kenaikan, sedangkan sektor pertambangan mengalami penurunan.
Peningkatan nilai ekspor nonmigas utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang naik sebesar 16,75% dengan andil sebesar 12,95%.
“Peningkatan secara tahunan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor minyak kelapa sawit, barang perhiasan dan barang berharga, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian. Kemudian semikonduktor dan komponen elektronik lainnya, serta peralatan listrik lainnya,” papar Pudji.
Sepanjang Januari hingga Juni 2025, tiga besar negara tujuan ekspor adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India dengan share sekitar 41,34% dari total ekspor nonmigas Indonesia.
Nilai ekspor nonmigas ke Tiongkok tercatat sebesar US$29,31 miliar yang utamanya terdiri atas besi dan baja, bahan bakar mineral, serta nikel dan barang daripadanya.
Besi dan baja juga merupakan komoditas yang mencatat penambahan nilai ekspor nonmigas tertinggi ke Tiongkok secara c-to-c, yaitu naik US$1,23 miliar.
Nilai ekspor nonmigas ke Amerika Serikat tercatat sebesar US$14,79 miliar yang utamanya terdiri atas mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesorisnya atau rajutan.
“Mesin dan perlengkapan elektrik ini juga merupakan komoditas Amerika Serikat secara c-to-c, yaitu naik US$847,09 miliar,” pungkasnya. (E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved