Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
UPAYA pemerintah mempercepat transformasi digital nasional melalui adopsi teknologi Wi-Fi generasi terbaru mulai mendapat respons konkret dari sektor swasta, salah satunya dilakukan oleh FiberStar yang memperkuat kualitas layanan internet rumah melalui sistem manajemen perangkat berbasis digital experience (DX).
Langkah ini diambil tak lama setelah Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) mengumumkan pengalokasian spektrum frekuensi 6 GHz untuk mendukung implementasi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 di Indonesia. Kedua standar baru ini menawarkan kecepatan lebih tinggi, latensi rendah, dan kapasitas yang lebih besar—sebuah fondasi penting untuk mengakselerasi layanan berbasis data di sektor rumah tangga, pendidikan, hingga UKM digital.
“Transformasi digital tidak bisa menunggu. Kita butuh jaringan berkualitas tinggi yang bisa dinikmati masyarakat secara luas,” tegas Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam pernyataannya saat peluncuran regulasi Wi-Fi 6E beberapa waktu lalu dikutip dari keterangan yang diterima, Jumat (4/7).
Menjawab kebutuhan tersebut, FiberStar mengintegrasikan solusi manajemen perangkat dari Incognito Software Systems. Sistem ini memungkinkan pengelolaan perangkat Wi-Fi pelanggan secara remote, termasuk pembaruan firmware, diagnostik gangguan, hingga pemantauan kualitas koneksi secara real-time. Pendekatan ini disebut sangat krusial dalam konteks jaringan rumah yang makin kompleks dengan banyaknya perangkat terhubung dan aktivitas daring simultan.
“Pelanggan kini tidak hanya membutuhkan internet cepat, tetapi juga stabil dan mudah diatur. Dengan adopsi solusi manajemen perangkat yang mendukung berbagai merek (vendor-agnostik), kami ingin memastikan pengalaman pelanggan tetap optimal, meskipun perangkat yang digunakan beragam," ujar Presiden Direktur FiberStar, Sugiharto Darmakusuma.
Solusi yang diimplementasikan FiberStar juga mendukung teknologi TR-069, sebuah protokol yang digunakan untuk provisioning perangkat secara otomatis. Artinya, tambah Sugiharto, proses aktivasi dan pengaturan awal perangkat seperti modem atau router bisa dilakukan tanpa perlu teknisi datang langsung ke rumah pelanggan.
Untuk memastikan proses integrasi berjalan mulus, FiberStar menggandeng PT Multipolar Technology Tbk sebagai mitra lokal yang mendampingi dari sisi teknis dan infrastruktur. Kolaborasi ini diklaim mampu mempercepat waktu implementasi menjadi hanya beberapa minggu.
Di sisi lain, adopsi teknologi Wi-Fi generasi terbaru juga tengah dilakukan oleh operator besar lainnya. Telkomsel, misalnya, bersama Kominfo telah melakukan uji coba jaringan Wi-Fi 7 dengan kecepatan hingga 10 Gbps. "Ini menunjukkan bahwa kompetisi di industri layanan internet tak lagi hanya berbicara soal kecepatan internet, tetapi juga tentang bagaimana kualitas jaringan bisa dimonitor dan ditingkatkan secara dinamis," bebernya.
Sementara itu, CEO Incognito, Gary Knee menyebut bahwa pendekatan berbasis digital experience akan menjadi standar baru dalam layanan broadband.
"Visibilitas terhadap kinerja jaringan di sisi pelanggan sangat penting. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal kepercayaan terhadap layanan,” ujarnya.
Dengan mengadopsi solusi manajemen perangkat yang kompatibel dengan tren teknologi seperti Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7, FiberStar berharap bisa turut mempercepat pemerataan akses internet berkualitas tinggi yang menjadi agenda strategis pemerintah menuju Indonesia Digital 2045. (E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved