Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ARUS investasi ke Tanah Air diyakini bakal tetap mengalir di tengah ketidakstabilan ekonomi global pascaterpilihnya Donald Trump sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS). Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meyakini mampu mencapai target investasi Rp594,8 triliun yang dicanangkan tahun ini.
"Kita tidak mengubah target investasi, baik untuk tahun ini ataupun tahun berikutnya. Apa pun perkembangan yang terjadi, seperti Brexit atau hasil pemilihan Presiden AS, kita harus bisa cari jalan," ujar Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong di Jakarta, kemarin.
Ia mengatakan BKPM akan mencari jalan keluar dari setiap masalah yang memberikan efek negatif kepada iklim investasi. "Ini menjadi tantangan. Jika dimanfaatkan dengan baik akan menjadi peluang bagi Indonesia. Pasti selalu ada solusi. Tinggal seberapa pandai kita menyesuaikan dan memanfaatkannya," ungkapnya. Hingga kuartal ketiga 2016, BKPM mencatat total realisasi investasi sudah menyentuh angka Rp453,4 triliun atau 76,2% dari target.
Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (persero)Tbk Asmawi Syam. Ia meyakini tekanan perekonomian global terhadap investasi dan perdagangan saham hanya sementara. "Kondisi ekonomi kita setelah amnesti pajak tahap pertama bagus sekali. Pekan lalu saya ketemu 18 investor di London yang menyatakan sangat positif melihat fundamen ekonomi Indonesia," kata Asmawi, kemarin. Selain itu, imbuhnya, penurunan transaksi saham tidak hanya dialami BRI. "Semua mengalami penurunan, di pasar saham negara lain juga," katanya.
Di masa depan, imbuhnya, reaksi pasar akan sangat bergantung pada langkah dan kebijakan Trump. Sejalan dengan itu, harga saham di pasar akan menemukan titik keseimbangan baru.
Pada Senin (14/11), Asmawi bersama direksi beberapa bank nasional dipanggil Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena gejolak perdagangan saham perbankan. Saham BRI (BBRI) tercatat turun 7,1%, disusul Bank Mandiri 4,8%, BCA 2%, dan BTN 5,68%.(Pras/Ant/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved