Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Beda Kain Beda Perawatan

ENI KARTINAH
04/11/2016 07:10
Beda Kain Beda Perawatan
(THINKSTOCK)

PAKAIAN merupakan kebutuhan utama bagi setiap orang. Berbagai macam jenis kain ataupun model pakaian kian beragam demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti benda-benda lain, pakaian juga harus dirawat. Tujuannya agar awet dan terjaga bentuk maupun coraknya. Menurut Nurul Akriliyati, dosen bidang fashion fabric di Binus Northumbria School of Design (BNSD) dan ESMOD Jakarta, perawatan busana bergantung pada jenis serat kain, model pakain, juga warnanya. “Cara kita mencuci, menyetrika, dan menyimpan pakaian akan menentukan keawetannya,” ujarnya pada talk show bertajuk Bersama Softener Soklin, pada ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2016, di Jakarta, pekan lalu.

Ia menjelaskan secara umum warna pakaian dibagi menjadi empat, yaitu putih, cerah, gelap, dan pakaian yang memiliki warna yang luntur bila dicuci. “Kalau ada warna putih, saat mau dicuci langsung dipisahkan saja. Selain itu, pisahkan warna cerah dengan warna gelap. Yang juga penting, pakaian yang baru dibeli sebaiknya dicuci terpisah karena kita tidak tahu apakah baju tersebut luntur warnanya atau tidak,” ujar Nurul. Tidak semua pakaian dapat dicuci dengan menggunakan mesin cuci. Hanya pakaian berbahan seperti katun, rayon, dan poliester yang aman dicuci dengan mesin cuci. Jenis pakaian-pakaian ‘mewah’ seperti brokat, tenun, dan songket butuh perlakuan khusus dalam mencuci, menyetrika, bahkan dalam cara penyimpanannya.

“Kalau brokat, kalau tanpa payet, bisa dicuci sendiri menggunakan tangan. Akan tetapi, kalau kainnya berpayet, lebih baik di-dry clean,” tambah Nurul. Terkait dengan penyimpanan, pakaian berbahan brokat tanpa payet dapat disimpan dengan cara digantung. Namun, bila sebuah pakaian memiliki payet, jenis apa pun itu, sangat dianjurkan untuk disimpan dengan cara dilipat. Bila digantung, pakaian tersebut akan melar karena berat payet akan menarik kain ke bawah. Hal itu juga berlaku pada pakaian berjenis tile baik berpayet ataupun tidak, disarankan disimpan dengan cara dilipat. Untuk pakaian berbahan sutra, lanjut Nurul, perlakuannya juga khusus.

Pencucian harus dengan tangan dengan sabun lembut karena serat kainnya rapuh. Untuk kain tenun, disarankan jangan terlalu sering dicuci. “Bila kotor sedikit, sebaiknya dibersihkan menggunakan tangan di bagian yang kotor tersebut. Begitu pula dengan songket. Namun, bila perlu dicuci, sebaiknya di-dry clean saja,” paparnya. Perlakuan khusus juga perlu diterapkan untuk pakaian olahraga berbahan poliester atau sering disebut jersey. Pakaian jenis itu harus dicuci dengan tangan. Pencucian dengan mesin cuci berisiko merusak bentuknya. “Sama dengan jersey, baju renang pun ingin diperlakukan dengan tangan. Disarankan agar baju renang dicuci dengan tangan menggunakan sampo bayi agar kain pada baju renang bertahan lama.”

Nurul mengatakan pemilihan detergen atau sabun cuci sangat memengaruhi keawetan pakaian. Ia tidak menyarankan mencuci pakaian menggunakan sabun colek atau sabun batangan. Menurutnya, kadar detergen dalam sabun colek dan batangan terlalu tinggi sehingga dapat merusak pakaian. “Sabun colek dan batangan akan lebih cocok digunakan untuk mencuci keset dan kain lap.” Bila memakai mesin cuci, sangat penting menyesuaikan jenis detergen dengan tipe mesin cuci. “Mesin cuci ada yang front load dan ada yang top load. Keduanya menggunakan detergen yang berbeda. Pada mesin cuci front load, detergen yang digunakan akan menghasilkan busa yang lebih sedikit karena mesin cuci front load tidak memerlukan banyak air,” terangnya.

Cairan softener
Pada kesempatan itu, Nurul juga menjelaskan manfaat penggunaan cairan softener atau pelembut dan pewangi pakaian. Menurutnya, softener membantu merawat serat kain sehingga pakaian tetap lembut, tidak kaku setelah dicuci. Softener juga mempermudah proses menyeterika. “Softener sangat penting agar pemakai dapat memakai pekaiannya dengan nyaman,” ujarnya. Marketing Manager Softener Soklin Julie Widyawati menuturkan seiring dengan perkembangan teknologi, produk softener kini makin banyak memberi manfaat dalam perawatan pakaian.

Selain melembutkan pakaian dan merawat serat kain, itu memberikan aroma wangi yang membantu meningkatkan mood atau suasana hati serta kepercayaan diri pemakainya. “Seperti softener Soklin Twilight Sensation, kami mengembangkannya berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen, terutama pada wanita,” tuturnya. Ia menjelaskan softener tersebut menerapkan teknologi yang memungkinkan cairan pelembut meresap sampai ke serat kain terkecil hingga memberi ekstra kelembutan pada pakaian. Untuk aroma wanginya memakai parfum berkelas dunia yang glamor, lembut, dan harum, serta tahan lama. (Rizka Aulia Maghfira/S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik