EKONOMI ibarat wanita yang menjelang menstruasi, luar biasa sensitif, terutama bila menyangkut Federal Reserve Rate (FFR) yang sejak Mei 2013 menjadi bulan-bulanan spekulan valuta asing dan menekan nilai tukar seluruh mata uang di dunia.
Adalah seorang Janet Yellen, Gubernur Federal Reserve (Fed) aktif sejak Februari 2014 yang disebut-sebut sebagai wanita paling berpengaruh di dunia.
Bagaimana tidak?
Setiap kali hasil Federal Open Market Committee (FOMC) diumumkan olehnya mampu membuat gaduh perekonomian seluruh dunia.
Meski amat berkuasa atas perekonomian dunia, Yellen masih seorang manusia biasa.
Tidak percaya?
Sebuah artikel yang dilansir Yahoo.com memperlihatkan nyonya berambut putih itu yang tidak berbeda dengan wanita pada umumnya.
Salah satunya bahwa ia berasal dari keluarga Yahudi kelas pekerja biasa yang tinggal di Bay Ridge, Brooklyn.
Yulius Yellen, ayahnya, ialah seorang doktor pribadi keluarga yang menikahi seorang guru sekolah dasar bernama Anne.
Saat masuk kuliah, Janet Yellen, seperti banyak mahasiswa di dunia ini, belum menemukan jati dirinya.
Ia mengikuti beberapa kelas filsafat di Brown University sebelum menyadari ketertarikannya pada ekonomi dan memutuskan pindah jurusan.
Wanita kelahiran New York, 13 Agustus 1946 itu bahkan baru menyadari besarnya pengaruh Fed pada 1997, yakni saat dirinya sudah dipercaya sebagai penasihat ekonomi untuk Presiden Bill Clinton.
"Saya terkejut menyadari besarnya pengaruh yang dimiliki Fed untuk perekonomian," ujar dia dalam sebuah interview.
Karena memang hanya manusia biasa, tentu Yellen tidak selalu akurat memprediksi dampak setiap kebijakannya kepada ekonomi.
Contohnya, tahun lalu saat Fed merilis Monetary Policy Report, yang memberi sentimen positif pada bioteknologi dan media sosial.
Nilai saham sejumlah perusahaan media sosial seperti Facebook dan Linkedin tumbuh luar biasa.
Yellen sampai ditegur atas dampak yang lebih banyak merugikan pasar modal tersebut.
Satu hal lagi tentang Yellen yang amat 'manusiawi' ialah fakta bahwa ia menikahi rekan kerjanya.
George Akerlof, ekonom yang juga bekerja untuk Fed, menulis dalam autobiografinya bahwa dirinya dan Yellen saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah dalam waktu singkat.
"Kami segera saling menyukai dan memutuskan untuk menikah," tulis peraih Nobel Ekonomi itu.
Apa yang membuat Yellen begitu menarik baginya?
Akerlof menyebut bahwa kesesuaian pandangan mengenai ekonomi makro sekaligus perbedaan pendapat mengenai perdagangan bebas termasuk hal yang membuatnya jatuh hati.