Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Petrogres Terima Kredit Rp1,3 T

Irwan Saputra
18/9/2015 00:00
Petrogres Terima Kredit Rp1,3 T
(FOTO ANTARA/Syaiful Arif)
 PT Petrokimia Gresik (PG) memeroleh kredit senilai Rp1,3 triliun dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk proyek amoniak-urea II dan peningkatan kapasitas (uprating) instalasi penjernihan air (IPA) Gunungsari. Kedua proyek itu akan menopang kinerja anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) tersebut untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional. "Plafon kredit untuk pro-yek Amurea II sebesar Rp1 triliun. Untuk proyek uprating IPA Gunungsari sebesar Rp307,88 miliar," ujar Direktur Utama PG Hidayat Nyakman seusai penandatanganan kerja sama tersebut di Jakarta, kemarin.

Dari kebutuhan investasi proyek Amurea II yang mencapai US$529 juta (Rp7,51 triliun), 70% (Rp 5,26 triliun) di antaranya dari pinjaman perbankan dan 30% dari internal perusahaan. "Dengan kredit itu, kebutuhan dana proyek tersebut sudah tercukupi." Sebelumnya, produsen pupuk bersubsidi terbesar di Indonesia itu telah memeroleh kredit Rp1,5 triliun dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (BSMI) dan Rp3,289 triliun dari PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Selain itu, sejak 2014 PG juga membangun proyek uprating IPA Gunungsari dan pemasangan pipa penyaluran air dari Gunungsari ke Gresik senilai Rp439.83 miliar.

Pengembangan proyek Amurea II akan dilakukan Wuhuan Engineering dan PT Adhi Karya (Persero) mulai tahun ini. Untuk pasokan gas sebagai bahan baku, PG telah menandatangani perjanjian jual beli gas dengan Husky CNOOC Madura Limit-ed (HCML), pada April 2015. SKK Migas memutuskan PG mendapat pasokan gas 85 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dari lapangan MDA-MBH yang dikelola HCML. "Dengan pabrik baru, PG dapat menambah kapasitas produksi amurea sebesar 660 ribu ton per tahun," paparnya.

Sejumlah 400 ribu ton di-alokasikan untuk pembuatan pupuk jenis NPK dan ZA dan sisanya untuk produksi urea. "Selama ini produksi amoniak 440 ribu ton, dan impor juga 440 ribu ton karena kapasitas pupuk NPK kita baru 2,6 juta ton. Itu butuh amoniak yang besar," jelas Hidayat. Karena itu, lanjutnya, pabrik baru itu bisa menghemat biaya impor amoniak dan urea yang berkisar Rp330 miliar setahun. "Kita juga dapat menjamin kestabilan produksi, karena jika impor sering terjadi keterlambatan distribusi amoniak. Dengan tambahan 570 ribu ton urea, berarti pasokan pupuk di Jawa Timur bisa lebih terjamin lagi," katanya.

Kredit pangan

Sementara itu, Direktur Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BRI, Kuswiyoto menyebut kerja sama tersebut sejalan dengan program prioritas kredit pangan yang tengah dilakukan BRI. "Untuk kredit, kita utamakan bisnis pangan dan pembangunan infrastrukturnya," katanya. Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria menambahkan dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional diwujudkan melalui pola trickle down business (TDB) ke perusahaan pupuk. "Dengan kredit kepada distributor pupuk. Untuk PG, BRI telah menyalurkan pembiayaan kepada distri-butor hingga Rp203 miliar," tandasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya