Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Titik Balik Kinerja Perdagangan

MI
20/10/2016 08:42
Titik Balik Kinerja Perdagangan
(Sumber: Kemendag/BPS/Zic/Hnf/ Grafis: CAKSONO)

KINERJA ekspor Indonesia terus menunjukkan tren pelemahan dalam tiga tahun terakhir. Bila pada 2014 laju penurunan ekspor hanya turun 3,4% menjadi US$176,29 miliar, angkanya melonjak tajam hingga 14,6% memasuki 2015. Angka ekspor Indonesia hanya mencapai US$150,25 miliar atau turun hampir US$21 miliar bila dibandingkan dengan 2014.

Merosotnya nilai ekspor Indonesia tidak lepas dari imbas pelemahan ekonomi dunia. Hal itu dipacu melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang membuat harga-harga komoditas menurun tajam. Kondisi itu diperparah dengan melemahnya permintaan sehingga pasar ekspor terpukul dua kali, yakni dari sisi harga dan permintaan.

Memasuki 2016, pemerintah mencoba optimistis untuk membendung pelemahan nilai ekspor. Berbagai upaya dilakukan guna menggenjot ekspor. Selain menjajaki pasar baru, pemerintah memperbaiki iklim investasi di dalam negeri agar barang produksi asal Indonesia mampu bersaing di pasar global.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBN-P) 2016, pemerintah memangkas target peningkatan nilai ekspor dari 2% menjadi hanya 0,1%. Meski terlihat kecil dalam persentase, peningkatan nilai ekspor itu menjadi titik balik dari melemahnya ekspor Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Di tengah upaya meningkatkan nilai ekspor, pelaksaanan Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 yang berlangsung pada 12 hingga 16 Oktober 2016 berjalan sukses. Nilai traksaksi yang mendekati US$1 miliar dinilai sebagai titik balik dalam upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional sepanjang 2016 yang tercatat masih mengalami penurunan 10,61% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Tercatat, transaksi yang terjadi sebesar US$974,76 juta atau setara dengan Rp12,7 triliun. TEI diminta Presiden Joko Widodo sebagai titik balik ekspor nasional. Hal tersebut telah dicapai karena transaksi yang ada lebih tinggi 7,2% bila dibandingkan dengan 2015," ungkap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat memberikan sambutan pada acara penutupan TEI 2016 di Jakarta, Minggu (16/10).

Diharapkan, kinerja ekspor bisa berada pada kondisi stabil dan tidak mengalami penurunan, atau bisa naik di tengah kondisi perekonomian dunia yang belum membaik.

"Presiden memberikan perintah kepada kami untuk benar-benar menjaga neraca perdagangan dan apakah TEI bisa dijadikan sebagai titik balik dari ekspor nasional. Artinya, tidak terjadi penurunan, dan bahkan jika mampu terjadi kenaikan," kata Enggartiasto.

Menteri Enggartiasto meyakini kondisi stabil ataupun sedikit kenaikan untuk kinerja ekspor Indonesia tersebut bisa tercapai dengan adanya pasar-pasar baru tujuan ekspor yang sudah mulai dibuka di luar negara-negara tradisional selama ini. Selain itu, perlu upaya mendorong usaha kecil menengah (UKM) tujuan ekspor untuk memberikan nilai tambah.

Menurutnya, produk-produk UKM merupakan produk yang memiliki nilai tambah dan mampu membuat kinerja ekspor nasional tidak hanya fokus pada produk primer seperti crude palm oil (CPO).

Kementerian Perdagangan tengah mengembangkan upaya pemberian nilai tambah untuk produk UKM melalui Indonesia Design Development Center (IDDC) dengan program Designers Dispatch Service (DDS).

Pada TEI 2016, transaksi yang dihasilkan mencapai US$974,76 juta atau setara dengan Rp12,7 triliun, dan diperkirakan masih akan terus bertambah.

Para pembeli potensial tidak hanya berasal dari negara tujuan ekspor tradisional, tetapi juga negara-negara nontradisional seperti Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tengah.

Dari total nilai tersebut, transaksi barang masih mendominasi sebanyak US$826,52 juta, sektor jasa senilai US$48,23 juta, dan investasi Indonesia ke negara lain sebesar US$100 juta.

Dari total pembeli potensial sebanyak 15.567 orang dari 125 negara, sebanyak 110 negara melakukan transaksi langung dengan pelaku usaha dalam negeri.(B-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya