KENDATI pengaktifan kembali kereta pelabuhan di Tanjung Priok disambut positif berbagai kalangan, upaya untuk merealisasikan hal itu secepatnya masih menemui kendala. Salah satu hambatan utama menghidupkan kembali jalur kereta yang sudah ada sejak zaman Belanda itu ialah menunggu pembebasan lahan.
"Dari Cikarang ke Pasoso sudah nyambung. Tinggal dari Pasoso ke Tanjung Priok yang belum," ujar Deputi Bidang Sumber Daya dan Jasa Kemenko Kemaritiman dan Sumber Daya, Agung Kuswandono, di Jakarta, kemarin.
Menurut Agung, pembebasan lahan untuk tiga lorong (gang) sepanjang 1 kilometer dan 2 kilometer itu sedang dilakukan. Bila pembebasan selesai, kereta pelabuhan baru bisa aktif. "PT Kereta Api Indonesia memperkirakan waktu pembebasan lahan dua bulan."
Ide mengaktifkan jalur kereta langsung masuk pelabuhan kembali mengemuka setelah Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli memimpin pembongkaran beton penutup rel di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/9) pekan lalu. Pelindo II mendukung Pembongkaran itu merupakan tindak lanjut dari rencana peng-aktifan jalur kereta di pelabuhan yang sudah disepakati PT KAI dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). "PT KAI dan PT Pelindo telah sepakat bahwa jalur kereta bisa masuk ke sea way Pelabuhan Tanjung Priok dan sea way Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, pada tahun ini," ungkap Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, pekan lalu.
Pihak Pelindo II sebagai penanggung jawab Pelabuhan Tanjung Priok juga telah menyatakan kesiapan. "Pembahasan jalur KA Pasoso-Tanjung Priok yang di-koordinasikan oleh Kementerian Perhubungan melibatkan Kementerian PU-Pera serta PT KAI. Prinsipnya, IPC (Pelindo II) mendukung usaha peningkatan konektivitas pelabuhan dengan wilayah yang dilayaninya," papar Corporate Secretary Pelindo II Banu Astrini.
Pernyataan itu sekaligus menepis tudingan Pelindo II enggan merealisasikan pengaktifan kembali jalur kereta di Tanjung Priok. Jalur kereta pelabuhan diyakini mampu mempercepat arus bongkar muat dan menekan biaya logistik.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita memperkirakan pembukaan kembali jalur kereta di Tanjung Priok bisa menekan biaya logistik 30%.
Namun, Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia Toto Dirgantoro mengingatkan rencana aktivasi kembali kereta pelabuhan perlu disesuaikan de-ngan keberadaan terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. "Pelaku usaha butuh kebijakan yang solutif untuk memangkas masalah dwelling time, bukan ha-nya gebrakan-gebrakan yang tidak langsung terasa," tutur Toto.
Keberadaan kereta api di pelabuhan, lanjut dia, mungkin akan bermanfaat untuk angkutan yang tidak memerlukan clearance, serta kontainer jarak dekat Jakarta-Bandung ataupun Jakarta-Cikarang.
Sementara itu, hingga kemarin, belum tampak pekerja yang membongkar cor penimbun rel. Kondisi hingga kemarin sore masih sama seperti saat Menko Kemaritiman Rizal Ramli berkunjung ke Tanjung Priok. Rel-rel kereta api yang ditimbun semen memang sudah mulai terlihat, tetapi belum sepenuhnya dibongkar. Masih ada tujuh blok coran yang belum dibongkar sama sekali. (Dro/Ths/FL/X-3)