Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Kesepian, Sindrom Utama OKB

20/10/2016 04:15
Kesepian, Sindrom Utama OKB
(MI/DUTA)

ADA satu sindrom yang acap mengikuti OKB, alias orang kaya baru, alias mereka yang dengan tiba-tiba mendapati diri mereka di puncak kelas secara finansial. Sandy Stein sudah tiga dekade lebih bekerja sebagai pramugari. Kini, ketika menginjak usia 65, ia akhirnya mendapat ‘jackpot’. Stein menemukan alat yang memungkinkan orang lebih mudah mencari kunci mereka dalam tas, ketimbang harus mengobrak-abrik dulu isinya. Dengan penemuannya itu, ia kini dapat membeli mobil mewah, menggaji pegawai, dan meraup omzet US$4 juta. Hidupnya seolah skenario impian.

Namun, yang tidak dinyana Stein, kesuksesannya itu berujung kepada satu hal, kesepian. Ia bercerai dengan suaminya--yang disebut Stein tidak menyukai kesuksesannya yang tiba-tiba. Beberapa kawannya pun ‘menghilang’. “Orang-orang menjadi cemburu kemudian mengatakan atau melakukan hal-hal buruk,” tuturnya seperti dilansir di BBC.com, kemarin.

Mereka yang telah mengalami hidup kaya bak mimpi pada akhirnya berpendapat, berkah yang mereka raih bisa membuat mereka terisolasi.

“Ketika (seseorang) mendadak berlimpah kekayaan, impaknya akan terasa pada setiap aspek kehidupan mereka. Bahkan, untuk sebagian orang, itu bisa menjadi pengalaman psikologis yang menyakitkan,” ujar Stephen Goldbart, co-founder firma Money, Meaning, & Choices Institute.

Ia menambahkan, bukan hanya kesepian, sindrom ‘kaya mendadak’ juga memungkinkan terjadinya krisis identitas serta rasa frustrasi,

Pasalnya, ketika kekayaan tidak disangka-sangka datang, kita kerap tidak siap menghadapi perubahan sikap dari orang-orang di sekitar kita. Ada teman-teman yang mungkin menjauh, atau kerabat yang mendadak sok akrab dan ingin ikut campur dengan urusan finansial kita. “Itu bisa sangat mengejutkan dan sukar dihadapi ketika terjadi begitu cepat,” kata Goldbart.

Di sisi lain, uang bisa mengubah kepribadian. Kadang, sang orang kaya baru, entah sadar entah tidak, memperlihatkan perilaku foya-foya, atau justru yang justru mengabaikan minat-minat lama yang kemudian memantik friksi dengan kawan dan kolega. “Kawan-kawan Anda mungkin tidak ingin beradaptasi dengan perubahan dari kekayaan mendadak itu lalu menjauh, membuat Anda semakin kesepian,” ucap Megan Ford, Presiden Financial Therapy Association.

Lantas apa yang Anda lakukan saat keluarga dan teman memperlakukan Anda berbeda? Kebanyakan dari kita akan curiga. Di mana mereka ketika masa susah? Karena itu, menjadi respons alami untuk Anda menarik diri dan memperkecil lingkaran pertemanan Anda. “Menjadi sulit untuk memilah, siapa yang tulus, dan siapa yang hanya ingin mengeruk keuntungan.”

Kesepian memang juga bisa terjadi lantaran berubahnya prioritas. Stephan Goss, 28, mengatakan ia mencari teman-teman baru yang memiliki kebebasan untuk menjalani hidup seperti dirinya. “Banyak orang tidak bisa dengan mudahnya berkata, ‘Ayo kita berlibur ke Meksiko besok.’ Jadi, agak sulit untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang seperti itu.” (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya