Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
UPAYA mengekspor kacang kenari (walnut) masih terbentur oleh belum adanya kode harmonized system Code (HS) untuk produk tersebut. Tanpa kode HS, produk kacang kenari hasil petani Indonesia tidak bisa diekspor ke sejumlah negara.
“Ya, kenari memang belum mendapatkan kode HS dari Ditjen Bea dan Cukai. Inilah yang perlu kita sinkronkan antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan instansi lain. Pasalnya, masih ada produk lain selain kenari yang juga belum mendapatkan kode tersebut,” sebut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, di Jakarta, Minggu (16/10).
Enggar mengatakan pihaknya segera berkoordinasi dengan Direktorat Bea dan Cukai terkait dengan kode HS untuk kenari.
HS merupakan bahasa numerik secara klasifikasi produk atau bahan produk sebagai standar internasional untuk pelaporan barang di Bea Cukai dan instansi pemerintah. Kode HS juga digunakan untuk menetapkan aturan dasar berbagai perjanjian perdagangan seperti NAFTA.
Wacana mengekspor kacang kenari mendapat dukungan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo. Menurutnya, itu penting mendapat perhatian karena ekspor nasional baik dari sektor migas maupun nonmigas terus mengalami penurunan.
Bahkan, BPS mencatat ekspor pertanian Januari-September 2016 terdepresiasi 17,44% jika dibandingkan dengan total nilai periode yang sama tahun lalu. Saat ini totalnya mencapai US$2,3 miliar. Ekspor nonmigas juga mengalami depresiasi 6,09% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Sasmito, hal itu terjadi lantaran pasokan yang kurang sehingga beberapa komoditas pertanian, seperti coklat, pemerintah malah impor.
Kenari, menurut Sasmito, merupakan komoditas dengan cita rasa eksotis yang memiliki prospek pasar baik di negara-negara maju.
“Es krim itu kan sejatinya bisa dikasih biji kenari. Sebagai alternatif, sifatnya eksotik,” kata Sasmito saat ditemui secara terpisah di kantornya, kemarin.
Profil kenari, menurutnya, potensial untuk mengisi pasar ekspor menengah atas, seperti Eropa, Amerika, dan Tiongkok. Selain potensial memperbesar pangsa ekspor di negara maju, kenari bisa meningkatkan partisipasi petani dalam perdagangan internasional.
BPS mencatat selama ini petani pengekspor mayoritas berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.
Selain mendorong ekspor kenari, Sasmito juga menekankan pentingnya keberlangsungan suplai.
“Jangan sampai seperti kakao, awalnya berlebih kemudian diekspor, sekarang kita impor juga,” pungkasnya. (Fat/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved