Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

2020, Utilisasi Asuransi Mesti 75%

Anastasia Arvirianty
18/10/2016 09:38
2020, Utilisasi Asuransi Mesti 75%
()

INDONESIA memiliki potensi besar untuk pengembangan bisnis asu­ransi. Hal itu disebabkan Indonesia memiliki populasi penduduk yang cukup besar, yakni mencapai 250 juta jiwa. Namun, berdasarkan hasil riset Otoritas Jasa Keuangan, utilisasi produk asuransi di Tanah Air masih sangat rendah, yakni baru 11,8% dan tingkat penetrasinya 2,54%.

Terkait dengan hal itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator menargetkan utilisasi atau penggunaan produk asuransi masyarakat mesti mencapai 75% pada 2020 nanti.

Deputi Komisioner Industri Keuangan Nonbank (IKNB) OJK Edy Setiadi mengatakan hasil riset menunjukkan masih ada potensi pasar 88,19% untuk dapat mencapai Indonesia yang lebih terproteksi.

“Mengingat ada potensi pasar itu, kami menargetkan pada 2020 utilitas produk asuransi mesti 75%. Memang target yang cukup ambisius, tetapi kami sudah siapkan beberapa strategi untuk mencapai target tersebut,” ujar Edy dalam konferensi pers Hari Asuransi 2016, di Jakarta, kemarin.

Strategi tersebut, lanjut Edy, dilakukan antara lain dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan sistem informasi saat ini. Ia menyambut baik datangnya era teknologi finansial (finansial technology/fintec) sebab sangat membantu dalam meningkatkan penetrasi di pasar asuransi.

Selain fintec, peran teknologi lainnya ialah menjadi medium penyalur informasi. Dengan tingkat kepemilikan dan penggunaan gawai yang saat ini melebihi jumlah penduduk Indonesia, sangat mudah menyebarkan informasi terkait dengan industri perasuransian.

“Meski di remote areas, paling tidak sudah ada masyarakatnya yang menggunakan gawai untuk berkomunikasi,” tuturnya.

Selain menggunakan teknologi, akan dimanfaatkan asuransi mikro yang pemasarannya dapat melalui fungsi intermediasi. “Lalu program Laku Pandai di perbankan juga dapat menjadi peluang. Akhirnya bisa banyak masyarakat yang masuk.”

Presiden Direktur Zurich Topas Life Peter Huber pun optimistis pasar asu­ransi akan terus tumbuh dan memiliki potensi yang cukup besar. “Kami melihat bisnis asuransi, terutama asuransi jiwa, masih terus tumbuh. Penetrasinya masih sangat rendah, yakni di bawah 5% dari total populasi penduduk Indonesia,” ujar Peter Huber dalam pernyataan tertulis kepada Media Indonesia, kemarin.

Rendahnya penetrasi itu, lanjut Peter, menggambarkan bahwa pemahaman dan kepedulian masyarakat Indonesia tentang asuransi masih rendah. Untuk itu, ke depannya pihaknya akan terus fokus menyosialisasikan pentingnya pendidikan asuransi dan promosi.

Hari Asuransi
Sosialisasi dan edukasi memang masih menjadi strategi andalan untuk mempromosikan pentingnya memiliki asuransi. Untuk itu, pelaku industri asuransi memanfaatkan perhelatan Insurance Day 2016, yang digelar dalam rangka memperingati Hari Asuransi sebagai ajang untuk meningkatkan penetrasi pasar asuransi.

Hari Asuransi yang diperingati setiap 18 Oktober itu diklaim telah membawa dampak yang cukup signifikan. Hal itu diakui Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sekaligus Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Hendrisman Rahim.

Menurut dia, sebelum gelaran Insurance Day diadakan, mencapai tingkat penetrasi sebesar 2% dirasa sangat sulit. Capaiannya selalu berada di bawah 2%.

“Dengan Insurance Day, sekarang sudah menembus 2%. Meski lambat dan tidak besar, ini capaian yang baik dan tentunya masih ada tantangan berat yang harus dihadapi,” kata Hendrisman.

Hari Asuransi ke-11 itu digelar Dewan Asuransi Indonesia (DAI) bersama enam asosiasi dan anggota perasuransian dengan mengambil tema Indonesia berasuransi.

Ketua Panitia Hari Asuransi 2016, Srikandi Utami mengatakan, dengan tema itu, pihaknya ingin menggambarkan tujuan semua pemangku kepentingan agar seluruh lapisan masyarakat Indonesia bisa terlindungi oleh asuransi.

“Dengan begitu, nelayan bisa melaut tanpa rasa takut, petani bisa bertani tanpa rasa cemas, dan pengusaha bisa berdagang dengan hati tenang karena jika ada risiko, sudah ada asuransi yang memberikan santunan atau ganti rugi,” tutur Srikandi.

Peringatan Hari Asuransi 2016 dimulai dengan safari di delapan kota, yakni Medan, Padang, Pekanbaru, Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Pontianak, dan Makassar.
Di Jakarta, penyelenggaraan Hari Asuransi dijadwalkan akan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 11 November 2016. Di Yogyakarta peringatan Hari Asuransi diwujudkan dalam sebuah festival di Jalan Malioboro pada 13 November 2016. (Ant/S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik