Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PT Sarana Multi Infrastruktur (persero) atau PT SMI bakal melakukan penawaran umum surat utang (obligasi) berkelanjutan tahap I 2016. Total obligasi berkelanjutan tahap I sebanyak Rp30 triliun dengan nilai emisi tahap I 2016 sebanyak-banyaknya sebesar Rp 5 triliun.
“Penerbitan obligasi berkelanjutan I tahap I ini terdiri dari empat seri yang masing-bertenor 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun,” ujar Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini, di Jakarta, kemarin.
Lebih rinci dijelaskan, obligasi Seri A bertenor tiga tahun memiliki kupon berkisar 7,25%-8%, Seri B bertenor lima tahun dengan kupon 7,5%-8,25%, Seri C bertenor 10 tahun dengan kupon 8,15%-8,9%, dan Seri D bertenor 15 tahun dengan kupon berkisar 8,4%%-9,15%.
Emma menambahkan obligasi itu tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.
Dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi itu sepenuhnya akan digunakan untuk kegiatan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. Dalam kurun waktu tujuh tahun beroperasi, perseroan ini memiliki total aset sebesar Rp34 triliun.
“Dana dari penawaran umum obligasi ini sepenuhnya akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur,” imbuh dia.
Penjamin pelaksana emisi obligasi itu ialah PT Indo Premier Securities, PT BCA Sekuritas, PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Maybank Kim Eng Securities, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
“Penawaran dilakukan pada 8-10 November 2016 dan tanggal penjatahan pada 11 November 2016. Distribusi secara elektronik pada 15 November 2016 dan pencatatan di BEI pada 16 November 2016,” papar Emma.
Sementara itu, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI Edwin Syahruzad menambahkan dana yang diserap dari obligasi akan disalurkan ke daerah dalam bentuk pembiayaan kepada pemda ataupun melalui proyek KPBU, BUMD, atau melalui pinjaman daerah di level pemda daerah tingkat I dan II.
“Fokus pembiayaannya pada tiga sektor utama, yakni ketenagalistrikan, transportasi, dan jalan tol,” ujar Edwin. (Try/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved