BERBISNIS bukan hanya perkara menciptakan produk terbaik dan memasarkannya.
Kemampuan memahami keinginan pelanggan telah lama diyakini sebagai bagian kesuksesan sebuah usaha.
Pakem itu ternyata juga berlaku di jagat bisnis situs berita daring (online).
Hasil penelitian Glenn Burkins, editor Qcitymetro.com, menyebut dari hasil 'tur mendengarkan' dengan dua lusin pelanggan dalam dua bulan, ia menemukan fakta bahwa hal-hal yang menurutnya penting ternyata tidak berarti bagi para pembacanya.
"Para pembaca menghendaki agar berita terbaru tidak ditampilkan berkali-kali di hari yang sama. Mereka menginginkan sebuah analisis dari suatu berita yang ditulis dengan perspektif berbeda dengan yang ada di media-media tradisional lainnya," tuturnya, seperti dilansir BBC.com, beberapa waktu lalu.
Ia pun sadar layanan bisnis media daring yang digelutinya bakal tetap diminati pembaca bila ia mampu menangkap kebutuhan mereka dari interaksi langsung yang di dalamnya kadang terselip curhat pribadi.
"Saya jadi paham keinginan pembaca secara pribadi dan itu saya tuangkan dalam sajian di situs berita kami," katanya.
Sejatinya, hasil evaluasi untuk para pemimpin bisnis menunjukkan tidak ada kategori kecakapan dalam mendengar keluhan atau input tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian di 2013 yang dikeluarkan Universitas Stanford Graduate School of Business menemukan bahwa eksekutif perusahaan dan pebisnis yang sukses memiliki keunggulan dalam mendengarkan.
Pun seorang profesor psikologi dari Bentley University di Massachusetts Helen Meldrum mengatakan kebanyakan orang tidak bisa menjadi pendengar yang baik karena sejak kecil tidak diajari untuk menjadi pendengar.
"Kebanyakan orang memilih untuk memberi nasihat yang sebenarnya tidak diperlukan, mengajukan pertanyaan yang keras, atau mencoba menenangkan kekhawatiran orang lain. Dalam jangka panjang, orang-orang akan berpikir bahwa Anda tidak sensitif," ujarnya.
Menurut Richard Mullender, ahli dari Satuan Krisis Nasional dan Hostage Negotiation di Scotland Yard, Inggris, meningkatkan keterampilan mendengar itu tidak mudah.
"Untuk memulainya, butuh keterampilan menafsirkan kata-kata kunci dan memungkinkan orang lain untuk berbicara lebih banyak," tuturnya.
Meski terdengar sederhana, hal itu ternyata membutuhkan fokus mental dan keinginan yang benar untuk memahami apa yang dikatakan orang.
Mullender menambahkan, manajer yang mau menunjukkan empati terhadap bawahan, rekan sejawat, dan atasannya lebih mungkin mendapatkan hasil kerja sesuai dengan yang mereka inginkan.
"Jika Anda dapat mengetahui apa yang orang sukai dalam bekerja, Anda dapat memberikan tugas yang tepat sesuai keunggulan karyawan Anda. Jika karyawan meminta pulang lebih awal untuk merawat kucing sakit, hindari jawaban penolakan secara cepat. Sebaliknya, jawablah dengan cara yang menunjukkan Anda peduli tentang masalahnya," tandas Mullender.