Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEBUTUHAN masyarakat akan hunian yang harus dipe-nuhi pemerintah membutuhkan keterlibatan pengembang perumahan. Kebijakan regulator yang mempermudah akses masyarakat untuk memiliki rumah, seperti Bank Indonesia (BI) dengan BI rate, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan caping rate, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan maksimum tingkat penjaminan, akan mendorong pertumbuhan investasi di bidang properti.
“Pameran properti menjadi ajang bagi masyarakat untuk mendapat rumah sesuai dengan kebutuhan mereka. Rumah dengan program FLPP (fasilitas likuiditas pembia-yaan perumahan) juga ada di sini, tidak hanya menengah ke atas,” ujar Ketua Realestat Indonesia (REI), Eddy Rusly, saat pembukaan pameran Real Estate Expo 2016 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, kemarin.
Pameran properti yang menghadirkan rumah dengan harga mulai Rp100 jutaan itu dibuka Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofjan Djalil serta Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanuddin.
Pameran ke-30 tersebut di-ikuti 70 perusahaan dengan sekitar 90 proyek hunian dan berlangsung selama delapan hari, mulai 8 sampai 16 Oktober 2016. Pameran tahunan itu digagas REI dan bekerja sama dengan PT Debindo Multi Adhiswasti. “Pameran ini bertepatan dengan sejumlah kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Eddy.
Salah satu kebijakan yang baru dikeluarkan ialah amnesti pajak dan pelonggaran besaran jumlah pinjaman dari bank berdasarkan nilai pasar properti (loan to value/LTV). “Ini peluang baik untuk mendorong sektor properti,” tutur Eddy.
Menurut Syarif, eksposisi itu sejalan dengan program 1 Juta Rumah bagi masyarakat. “Target penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun ini dinaikan menjadi 700 ribu rumah dari tahun sebelumnya 600 ribu.”
Peluang itu ditangkap PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk yang menawarkan pembebasan biaya provisi dan administrasi KPR, proses persetujuan instan, dan bunga 8,25% fixed 5 tahun. “Itu salah satu cara menggairahkan bisnis properti. Kami targetkan kredit di REI 2016 ini 30% melalui BNI,” kata Direktur Konsumer BNI, Anggoro Eko Cahyo. (Adi/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved