Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PEMERINTAH masih menunggu konsorsium Exxon Mobil, PTT EP Thailand, dan PT Pertamina (persero) sebagai pemimpin konsorsium untuk skenario pengembanganan Blok East Natuna, Kepulauan Riau. Hingga kini konsorsium masih membahas draf kontrak bagi hasil (PSC) dari pemerintah terkait skema yang paling tepat di perairan Natuna yang tergolong berisiko tinggi itu.
“Lagi dibahas (oleh konsorsium),” ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di Jakarta, kemarin. Sejatinya, Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan memberi tenggat hingga kemarin kepada konsorsium untuk menyampaikan kesepakatan mereka.
Setidaknya ada dua skenario untuk menggarap wilayah kerja itu, yakni PSC untuk pengembangan struktur minyak dan gas yang dipisah atau menggabungkan keduanya dalam satu PSC. “Pemerintah inginnya satu PSC, tetapi dibagi dalam dua tahap, mulai dari AP (minyak) dulu baru tahap AL (gas) karena harus menunggu TMR (technology marketing review),” imbuh Wirat.
Menurutnya, pengembangan struktur minyak paling memungkinkan untuk memproduksi 15 ribu barel per hari (bph). Meski memiliki potensi gas 222 TCF, dengan kandungan karbondioksida (CO2) dalam gas mencapai 72%, gas yang dapat diproduksi hanya sekitar 46 TCF. “Mereka harus menyediakan teknologi pemisahan juga injeksi CO2 agar produksi ekonomis.”
Setelah itu, akan dibahas skema bagi hasil produksi. Pemerintah menyodorkan opsi sliding scale yang membagi risiko dan keuntungan bersama atau skema split yang merupakan bagian dari fiscal terms minyak dengan 60% bagian negara dan 40% kontraktor serta 55% untuk negara dan 45% kontraktor untuk gas.
Di sisi lain, Tim Penanggulangan Keadaan Darurat PT Pertamina EP Jatibarang Field telah menindaklanjuti laporan adanya rembesan minyak akibat retakan di jalur pipa minyak di Desa Amis Kecamatan Cikedung, Indramayu, Jawa Barat.
“Pagi tadi (kemarin) kami segera menangani perbaikan pipa di lokasi. Untuk korban pengendara motor yang luka bakar bernama Duljalil, 55 tahun sedang dalam penanganan UGD RS PMC Indramayu. Kerugian lainnya, yakni kebun tebu yang terbakar, masih dalam hitungan,” ujar Asset 3 Legal Relation Manager Yosi Ardila dalam keterangan resmi, kemarin. (Tes/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved